‎Kenaikan Harga Baju Muslim Wanita Sumbang Inflasi Mei

Inflasi Mei 0,39 persen didorong kenaikan harga di seluruh kelompok pengeluaran.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Jun 2017, 12:24 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2017, 12:24 WIB
20150702-Suasana Pasar Tanah Abang Pertengahan Ramadan-Jakarta
Sejumlah pembeli melihat-lihat baju di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (2/7/2015). Memasuki pertengahan Ramadan pedagang mengaku penjualan baju muslim meningkat dari bulan-bulan sebelumnya. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi inflasi di Mei 2017 sebesar 0,39 persen. Salah satu penyumbang inflasi pada bulan kelima ini adalah kenaikan harga baju muslim wanita akibat tingginya permintaan menjelang Ramadan.

Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, inflasi Mei 0,39 persen didorong kenaikan harga di seluruh kelompok pengeluaran. Termasuk pada kelompok sandang yang mencatatkan inflasi di bulan kelima ini.

‎"Kelompok pengeluaran sandang tercatat inflasi 0,23 persen dengan andil 0,01 persen. Yang menyumbang inflasi karena kenaikan harga baju muslim wanita dengan kontribusi ke inflasi 0,01 persen," jelasnya saat Konferensi Pers Inflasi Mei 2017 di kantor BPS, Jakarta, Jumat (2/6/2017).

‎Sementara itu, Direktur Statistik Harga BPS Yunita Rusanti mengatakan, setiap tahun baju muslim wanita menyumbang inflasi menjelang bulan puasa, bulan puasa, dan Lebaran. Penyebabnya, karena terjadi kenaikan permintaan sehingga mengerek harga.

"Memang baju muslim wanita ‎permintaan tinggi saat puasa dan Lebaran. Karena permintaan banyak, harga jadi naik. Tapi sumbangan ke inflasi tidak terlalu besar hanya 0,01 persen," Yunita mengatakan.

Untuk diketahui, inflasi 0,39 persen di Mei 2017 paling besar disumbang kelompok pengeluaran bahan makanan. Tercatat inflasi bahan makanan mencapai 0,86 persen dengan andil ke inflasi 0,17 persen. Faktor pendorongnya, kenaikan harga komoditas pangan, seperti bawang putih berkontribusi 0,08 persen ke inflasi Mei, telur ayam ras 0,05 persen, dan daging ayam ras 0,04 persen

Selanjutnya kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau mengalami inflasi 0,38 persen dengan andil 0,06 persen. Karena kenaikan harga nasi dengan lauk pauknya, rokok filter, rokok filter kretek yang masing-masing menyumbang inflasi 0,01 persen.

Kelompok kesehatan tercatat inflasi 0,37 persen‎ dengan andil 0,02 persen karena peningkatan tarif rumah sakit. Sumbangan ke inflasinya sebesar 0,01 persen. Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang inflasinya 0,35 persen dengan andil 0,06 persen. Akibat penyesuaian tarif listrik 900 VA dan kontribusi ke inflasi 0,06 persen. ‎

Inflasi kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga‎ tercatat 0,03 persen dengan andil inflasi 0,00 persen. ‎Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan realisasi inflasi 0,23 persen dan andil 0,04 persen karena kenaikan bensin menyumbang inflasi 0,03 persen, khususnya Pertamax dan Pertamax Turbo, serta kenaikan angkutan udara kontribusi inflasi 0,02 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya