Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Diragukan, Ini Kata Menteri PPN

Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan dinilai bisa mengurangi kesenjangan antara Jawa dan wilayah luar Jawa.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Jul 2017, 18:23 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2017, 18:23 WIB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pihak meragukan rencana pemerintah memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengaku tak ingin memikirkan berbagai keraguan terkait rencana yang dinilai bisa mengurangi kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa tersebut.

"Itu tergantung niat kita. Kita ingin mengurangi kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa," ujar Bambang usai Raker Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (5/7/2017).

Dia mengatakan, saat ini kontribusi Jawa mencapai 58 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Tren tersebut diperkirakan akan terus meningkat ke depan. "Jadi kita harus berupaya untuk memperkuat ekonomi di luar Jawa," dia menjelaskan.  

Menurut Bambang, rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan terinspirasi Brasil yang dinilai berhasil memindahkan ibu kotanya ke Brasilia. Sementara Sao Paulo menjadi pusat bisnis, ekonomi, dan keuangan Negeri Samba itu.

"Pemindahan ini salah satunya kita belajar dari Brasil. Pemindahan ibu kota ke Brasilia paling tidak lebih menyeimbangkan ketimpangan antara Pantai Timur Brasil dengan pedalaman di Amazon," dia menandaskan.

Tonton video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya