Pemerintah Pasok 4.000 Rumah Murah di Balikpapan, Ini Harganya

Presiden Jokowi mengaku puas dengan kualitas rumah yang dibangun pengembang anggota asosiasi REI.

oleh Muhammad Rinaldi diperbarui 14 Jul 2017, 11:54 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2017, 11:54 WIB
Presiden Jokowi mengaku puas dengan kualitas rumah yang dibangun pengembang anggota asosiasi REI.
Presiden Jokowi mengaku puas dengan kualitas rumah yang dibangun pengembang anggota asosiasi REI.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menegaskan kembali komitmen untuk menyukseskan Program Pembangunan Sejuta Rumah (PSR) dengan membangun lebih banyak rumah rakyat di seluruh Indonesia. Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada media dalam kunjungannya ke Perumahan Pesona Bukit Batuah di Batu Ampar, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana dan Menteri BUMN Rini Suwandi sempat meninjau rumah murah dengan uang muka 1 persen yang dibangun pengembang anggota Realestat Indonesia (REI) PT Karya Pama Marga Abadi, Kamis.

Jokowi menambahkan bahwa rumah untuk MBR yang disubsidi pemerintah baik uang mukanya maupun bunga kreditnya itu akan terus dibangun di seluruh Indonesia. Pemerintah setiap tahun akan menambah terus kebutuhan anggaran untuk subsidi, tergantung kebutuhan di lapangan.

"Banyak masyarakat bilang program (rumah rakyat) ini sangat membantu. Kemarin kita sudah resmikan perumahan untuk MBR di Cikarang (Jawa Barat) dan sekarang di Balikpapan. Nanti menyusul kota-kota lainnya, " kata Jokowi dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Jumat (14/7/2017).

Jokowi menjelaskan, di Perumahan Perumahan Bukit Batuah yang ditinjau total akan dibangun sebanyak 4.000 unit di atas lahan seluas 43 hektare, dimana 2.000 unit diantaranya sudah terjual. Sebanyak 500 unit sudah terbangun bahkan dihuni. Harga jual rumah dipatok sekitar Rp 128 juta hingga Rp 135 juta.

Jokowi mengaku puas dengan kualitas rumah yang dibangun PT yang merupakan anggota asosiasi REI.

"Saya kira ini cukup layak huni. Lumayan bagus kok. Tetapi jangan dibandingkan dengan rumah komersial yang mewah, ini kan sifatnya rumah tumbuh. Yang pasti tadi saya dengar rakyat senang bisa membeli rumah terjangkau," ujar Jokowi.

Selain ibu negara dan Menteri BUMN, turut mendampingi Jokowi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, Dirut BTN Maryono, dan Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata.

Pacu Pasokan

Sementara itu, Ketua Umum DPP Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata menyambut gembira dan siap mendukung penuh komitmen Presiden Jokowi dalam pembangunan rumah rakyat bagi MBR. Apalagi REI sudah mengikrarkan diri sebagai Garda Terdepan Membangun Rumah Rakyat.

"Kami senang sekali Bapak Presiden Jokowi berkenan meninjau lokasi proyek rumah subsidi yang dibangun anggota REI yakni PT Karya Pama Marga Abadi di Balikpapan. REI memang fokus membangun rumah MBR sekarang, dab kami punya target membangun 200 ribu unit rumah rakyat di 2017, sehingga kunjungan ini diharapkan memacu pengembang di daerah lain untuk memasok lebih banyak rumah rakyat," tegas pria yang akrab dipanggil Eman itu kepada wartawan.

Ketua Umum REI yang sempat meninjau sejumlah lokasi perumahan rakyat milik anggotanya di Balikpapan itu menambahkan semangat pengembang daerah cukup tinggi membangun rumah subsidi. Di Provinsi Kalimantan Timur saja, tahun ini target akan dibangun 8.000 hingga 10.000 unit rumah, dan hingga Juni 2017 sudah terealisasi separuhnya.

Dia memastikan REI akan terus membangun rumah rakyat guna membantu pemerintah menyediakan rumah layak dan terjangkau. Namun, Eman juga mengharapkan supaya program mulia ini juga didukung penuh stakeholder lainnya.

Dikatakan, ketika REI ingin berlari kencang, harus akui justru dukungan dari sejumlah stakeholder belum maksimal. Dia merujuk pada perizinan, sertifikasi tanah yang lama atau pasokan listrik di sejumlah daerah yang masih jadi kendala.

"Pengembang kan sudah selesaikan proyeknya sesuai spek yang ditentukan. Jadi ini perlu didukung oleh stakeholder yang lain misal perbankan, pemda, PLN, PDAM dan BPN. REI berharap semua stakeholder bisa optimal mendukung program sejuta rumah," papar Eman.

Menurut dia, penyediaan listrik dan air bersih merupakan salah satu syarat untuk akad kredit. Kalau spiritnya tidak sama, kemudian pasokan listrik atau air lama, maka akad kredit tertunda dan yang menderita adalah pengembang, karena menanggung bunga kredit konstruksi (modal kerja) yang tinggi. Padahal membangun rumah subsidi margin cukup kecil yakni di bawah 10 persen.

"Kalau enggak bisa jualan dan harus bayar bunga pinjaman modal kerja terus, nanti boro-boro untung malah colaps," kata dia.

Eman kembali mengimbau seluruh anggota REI di seluruh Indonesia untuk terus memacu bahkan mempercepat pembangunan rumah rakyat. Menurut dia, pengembang fokus saja pada pasokan, sementara dari sisi permintaan dia yakin pemerintah akan melakukan berbagai hal supaya rakyat makin terjangkau beli rumah.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya