Cerita Menteri Rini Soal Bos BUMN yang Tak Mau Hidup Susah

Menteri BUMN Rini Soemarno selalu mengajak direksi BUMN untuk terjun langsung ke daerah.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Agu 2017, 19:36 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2017, 19:36 WIB
20161213-Mentri-BUMN-AY1
Rini M Soemarno di dampingi Maryono melihat maket saat acara HUT KPR BTN di Jakarta, Selasa (14/12). Dalam kurun waktu tersebut, BTN telah mampu menyalurkan KPR sebanyak 3,77 juta unit rumah dengan nilai sebesar Rp 178 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam menyalurkan bantuan melalui program corporate social responsibility (CSR), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengajak para direksi BUMN untuk terjun langsung ke daerah. Hal ini agar para direksi ini tahu bagaimana kondisi masyarakat di daerah terpencil dan terluar.

Namun, dalam mengajak para direksi tersebut untuk terjun langsung bukan perkara yang mudah. Sebab, ada saja direksi yang menolak pergi ke daerah dengan berbagai alasan.

Rini mencontohkan, ketika dirinya mengajak direksi BUMN untuk kunjungan kerja dan melakukan bakti sosial ke daerah Jawa Barat, ada sejumlah direksi BUMN saja yang bersedia ikut. Pasalnya, Rini mengajak para direksi tersebut naik kereta kelas ekonomi.

"Kita punya kebun di daerah selatan Jawa Barat. Itu juga persoalan, karena ekonomi tidak tumbuh dengan baik. Saya mau naik kereta dari Stasiun Senen. Terus cuma ada ekonomi, ada yang nanya, Ibu mau disediain kereta sendiri tidak? Saya bilang tidak mau, ekonomi saja. Akhirnya yang ikut Direktur Utama BTN, Sesmen ikut. Yang lain sudah pada ngilang entah ke mana. Akhirnya kita berangkan jam 9 malam," ujar Rini Soemarno di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (18/8/2017).

Menurut Rini, dia sudah mempersiapkan segala hal untuk naik kereta, termasuk membawa bantal leher agar bisa tidur di kereta. Namun, yang lain tidak membawa persiapan apa-apa sehingga sepanjang malam sulit untuk tidur.‎

"Saya bawa bantal dilingkarin di leher. Jadi jam 9 malam masuk ke gerbong, baru sadar saya punya (mengajak) dirut dan sesmen, kursi hadap-hadap ini, bagaimana? Bu Devi sebelah saya, ada Pak Maryono. Makin malam mukanya enggak bisa tidur, muka ketekuk enggak karu-karuan. Dari Senen-Tasikmalaya," kata dia.

Menurut Rini, dari hal-hal seperti ini sebenarnya para direksi BUMN bisa belajar bagaimana kehidupan yang harus dijalani oleh sebagian besar masyarakat di daerah yang sulit mendapatkan fasilitas memadai.

"Ini saya simpel saja, masih banyak masyarakat yang tidak bisa menikmati apa yang kita nikmati. Jadi kita yang menikmati banyak menolonglah. Ada yang bilang, kita sudah nyumbang uang kok, Bu. Buat saja bukan sekadar uang, masyarakat itu lebih membutuhkan, bimbingan, pelatihan, binaan. Kita harus ke sana lihat mereka butuh apa. Ini lebih penting," tandas Rini Soemarno.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya