Jasa Marga Minta Truk Dibatasi Lewati Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Kendaraan berat menjadi alasan kemacetan tol Jakarta-Cikampek bisa dibuktikan dengan data yang dikumpulkan Jasa Marga.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Agu 2017, 20:34 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2017, 20:34 WIB
Kemacetan di Tol Cikampek
Kepadatan kendaraan di Jembatan Curug, Jakarta Timur menuju Jalan Tol Cikampek, arah Jakarta-Karawang, Kamis (5/5/2016) pagi. (Liputan6.com/Andi Muhyiddin)

Liputan6.com, Jakarta Penerapan kebijakan ganjil genap di ruas tol Jakarta-Cikampek dianggap kurang tepat untuk mengurangi kemacetan.

Direktur Operasional II PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur menilai selama ini yang membuat jalan tol Jakarta-Cikampek macet terkait keberadaan truk yang melintas di tol tersebut.

"Kita inginnya pembatasan kendaraan berat seperti truk itu saja di jam-jam tertentu saat arus padat, misalnya saat weekend atau seperti arus mudik itu," ujar Subakti di Kantor Kementerian Perhubungan, Kamis (24/8/2017).

Dia mengatakan, kendaraan berat menjadi alasan kemacetan tol Jakarta-Cikampek bisa dibuktikan dengan data yang dikumpulkan Jasa Marga.

Menurut dia, saat pelaksanaan pembatasan kendaraan berat pada momen arus mudik, jumlah kendaraan yang melintas tol Jakarta-Cikampek mencapai 120 ribu kendaraan. Dengan jumlah kendaraan yang cukup banyak itu, tol Jakarta-Cikampek tetap lancar.

Sementara jika dibandingkan trafik harian tol Jakarta-Cikampek hanya sekitar 70 ribu kendaraan. Dengan jumlah yang sedikit, tol Jakarta-Cikampek justru lebih macet.

"Yang lebih parah lagi truk itu sering mogok. Kedua, dia jalannya lambat, overload lagi," tegas dia.

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) tengah mengkaji pembatasan operasional kendaraan berdasarkan plat nomor ganjil-genap. Wacana kebijakan tersebut merupakan salah satu usulan untuk mengatasi kemacetan di ruas tol Jakarta-Cikampek

Kepala BPTJ, Bambang Prihantono mengungkapkan, kemacetan pada ruas jalan tol Jakarta-Cikampek telah mencapai titik yang serius karena beriringan dengan pembangunan tol layang, kereta api cepat, dan Light Rapid Transit (LRT) secara bersamaan.

Parahnya lagi, sambung dia, banyaknya kendaraan angkutan barang yang melaju di bawah ketentuan kecepatan batas minimal juga menambah berat beban kemacetan di ruas jalan tersebut. Pemerintah perlu mencari solusi serius dari semakin banyaknya volume kendaraan-kendaraan pribadi yang masuk ke ruas tol Jakarta-Cikampek, khususnya dari Bekasi.

"Kita perlu melakukan rekayasa lalu lintas agar lebih baik. Kita pun tengah berupaya memilih cara yang paling tepat dan memberi hasil yang optimal, meski harus memacu perubahan kebiasaan orang dalam bertransportasi," kata Bambang.

Tonton video menarik berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya