Kawasan Cikarang Bagaikan Batu Aki yang Mendadak Bernilai Mulia

Kawasan Cikarang mengalami perkembangan yang pesat. Peningkatan populasi penduduknya diimbangi dengan pembangunan sejumlah properti unggulan

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 30 Agu 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2017, 06:00 WIB
Kawasan Cikarang Bagikan Batu Aki yang Mendadak bernilai Mulia
Kawasan Cikarang mengalami perkembangan yang pesat. Peningkatan populasi penduduknya diimbangi dengan pembangunan sejumlah properti unggulan

Liputan6.com, Jakarta Dahulu mendengar nama Cikarang yang pertama kali terlintas di benak adalah kawasan yang terasing dan terkesan tidak tersentuh oleh pembangunan modern. Cikarang dahulu hanya area persawahan namun kini kondisinya berbeda, Cikarang belakangan ini mulai “eksis”.

Diawali dengan penunjukan Cikarang sebagai kawasan industri oleh pemerintah pada tahun 80-an, pembangunan gedung-gedung perkantoran dan pabrik serentak merubah wajah Cikarang dan menggerakkan industri lainnya yang saling menyokong sehingga pada perkembangannya wujud Cikarang semakin menarik sebagai lahan investasi terkini dan terdepan.

Cikarang saat ini diklaim sebagai kota yang sedang berkembang pesat dan memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki kawasan lain, yakni keberadaan kota industri yang terbilang mapan dengan didukung area hunian yang modern. Tercatat tujuh kawasan industri sudah mejeng di Cikarang antara lain kawasan industri MM2100, Delta Silicon I, EJIP, BIIE, Jababeka I, Jababeka II, dan Delta Silicon II. Di kawasan tersebut berdiri lebih sekitar 3000 pabrik yang berasal  dari 30 negara

Cikarang pun menjadi salah satu pusat industri nasional dimana nilai ekspornya mampu bersaing dengan Batam. Ibukota Kabupaten Bekasi ini pun mampu menyumbang sebesar 34,46 % PMA Nasional, serta 22-45 % volume ekspor nasional pada tahun 2008 dengan omzet mencapai $35 milyar dan 70% diantaranya untuk pasar ekspor.

Sebagai salah satu kota industri yang sedang berkembang pesat di timur Jakarta, Cikarang dibanjiri pendatang dari luar daerah. Sebagian besar dari mereka adalah buruh pabrik yang bekerja dikawasan industri, ada juga pekerja sektor informal dan tenaga kerja asing jumlahnya diperkirakan mencapai 10.000 orang.

Meningkatnya populasi penduduk memantik peningkatan demand akan tempat tinggal bagi ratusan ribu karyawan di dalamnya. Maka yang terjadi kemudian adalah Cikarang bagaikan batu akik yang mendadak bernilai mulia. Jababeka, Lippo Group hingga Sinarmas bertaruh dengan prestasi mereka untuk membangun kawasan Cikarang.

Jika berkunjung ke Cikarang saat ini, Anda akan melihat suasana baru layaknya kota mandiri yang terus menerus digenjot roda pembangunan tiada henti. Di Cikarang Utara misalnya sedang dilangsungkan pembangunan Apartemen oleh Lippo Group yang bernama Meikarta, megaproyek senilai Rp 278 triliun yang mana tahap pertamanya akan dibangun di atas tanah seluas 500 hektare.

CEO Lippo Group James Riyadi mengklaim, megaproyek ini merupakan investasi terbesar yang pernah dikerjakan Grup Lippo sejak berdiri 67 tahun silam.

"Meikarta diharapkan jadi yang paling penting. Jadi pusat industri di Indonesia, Shenzhen-nya Indonesia" tutur James.

Informasi lebih lanjut mengenai Meikarta bisa mengunjungi situs http://meikarta.com

 

 

(Adv)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya