Cara RI dan Jepang Bawa Industri Lebih Ramah Lingkungan

Upaya pengurangan emisi gas rumah kaca layak dilakukan perusahan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.

oleh Nurmayanti diperbarui 31 Agu 2017, 17:14 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2017, 17:14 WIB
Ramah Lingkungan ilustrasi
Ramah Lingkungan ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan Jepang bekerja sama menggarap proyek Joint Credit Mechanisme (JCM) yang bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca, melalui implementasi teknologi bersih.

Kerja sama ini salah satunya diterapkan pada produsen kertas, PT Fajar Surya Wisesa Tbk (Fajar Paper) yang memiliki pabrik di Bekasi, Jawa Barat.

Pemanfaatan teknologi hemat energi dari Jepang pada proses daur ulang kertas bekas (OCC Line), mampu menghemat konsumsi listrik, meningkatkan efisiensi dan akhirnya mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Kepala Sekretariat Joint Credit Mechanisme (JCM) Indonesia, Dicky Edwin Hindarto, menjelaskan tujuan utama program JCM adalah untuk menghemat konsumsi listrik untuk setiap ton kertas yang diproduksi.

Teknologi yang dimanfaatkan merupakan teknologi Jepang, khususnya sistem proses OCC line yang sangat efisien sehingga pada akhirnya emisi GRK dapat turun.

“Proyek JCM di Fajar Paper ini telah siap dioperasikan dan pada saat beroperasi penuh mampu menurunkan konsumsi listrik hingga 10 persen. Sementara emisi GRK bisa diturunkan sekitar 14 ribu ton CO2 per tahun,” kata Dicky dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (31/8/2017).

Implementasi teknologi itu bahkan sudah ditinjau Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian, Edy Sutopo.

Program JCM akan menambah jumlah pengurangan emisi GRK yang sebelumnya sudah dilakukan Fajar Paper melalui program Clean Development Mechanisme (CDM) yang dikelola oleh Perserikatan Bangsa-bangsa, melalui United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).

Upaya pengurangan emisi GRK, kata Dicky, layak dilakukan perusahan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terutama di bidang lingkungan hidup.

Dicky melanjutkan, JCM mendorong kerja sama antara institusi-institusi, baik pemerintah maupun swasta, di Indonesia dan Jepang untuk mempromosikan lebih banyak implementasi pengembangan usaha yang rendah emisi karbon. Kerja sama yang terjalin diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar untuk menurunkan emisi GRK.

Untuk diketahui, JCM Indonesia-Jepang mulai terjalin sejak 2010. Untuk memudahkan penyebaran dan mendorong kegiatan kerja sama ini, dibentuk JCM Sekretariat Indonesia pada 2014.

Jumlah total proyek JCM yang sedang dan telah diimplementasikan di Indonesia sampai saat ini sebanyak 29 proyek, dengan nilai total investasi sejumlah kurang lebih US$ 150 juta.

Tonton video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya