Mentan Amran: Kekeringan Tak Ganggu Stok Pangan

Mentan Amran Sulaiman menuturkan, wilayah Jawa Barat alami penurunan tingkat kekeringan cukup signifikan pada 2017.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Sep 2017, 20:10 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 20:10 WIB
20150729-Sawah-Kekeringan
Sawah Kekeringan (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah tidak berdampak pada stok dan harga pangan. Saat ini pasokan pangan seperti beras masih cukup banyak meski ada kekeringan.

Amran mengungkapkan, untuk wilayah lumbung padi seperti Jawa Barat, pada tahun ini tingkat kekeringannya turun cukup signifikan. Jika pada tahun lalu ada 100 ribu hektar (ha) lahan yang mengalami kekeringan, pada tahun ini menurun menjadi hanya 3.000 ha.

"Khusus jawa barat tadi Bapak Gubernur langsung melaporkan bahwa kekeringan hanya 3.000 ha, dibandingkan tahun sebelumnya 100 ribu ha," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/9/2017).

Menurut dia, turunnya jumlah luas lahan pertanian yang mengalami kekeringan tersebut salah satunya disebab oleh mulai berfungsinya bendungan dan embung yang dibangun pemerintah. Sehingga meski menghadapi kekeringan akibat kemarau, ada pasokan air yang dialiri dari bendungan dan embung tersebut.

"Ini menurun karena ada bendungan Jatigede, bendungan ini sudah berfungsi. Kemudian kita membangun embung yang luar biasa, kemudian ada alat mesin pertanian dan seterusnya. Sehingga standing crop (padi) sekarang ada 4,6 juta ha seluruh Indonesia. Dan itu aman sampai 4 bulan," kata dia.

Untuk pasokan beras, lanjut Amran, per hari ini serapannya mencapai 11 ribu ton. Sementara yang masuk ke Pasar Induk Cipinang hampir mencapai 5.000 ton. Dengan demikian, stok beras diperkirakan masih aman dan tidak terganggu oleh kekeringan.

"Alhamdulillah, tadi pagi serapan kurang lebih 11 ribu ton beras dalam sehari, itu tinggi. Kemudian yang masuk ke Cipinang 4.800 ton, hampir 5.000 ton (beras), itu cukup tinggi. Jadi harga bagus," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Kementerian PU-PR Bentuk Tim Khusus Antisipasi Kekeringan

Sebelumnya, kemarau berkepanjangan mulai membuat sejumlah wilayah di Indonesia mengalami kekeringan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) sudah menyiapkan beberapa langkah untuk mengantisipasi kondisi ini.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, telah membentuk tim khusus dari Dirjen Sumber Daya Alam dan Dirjen Cipta Karya untuk mengantisipasinya. Tim itu nanti akan bertugas membuka sumber air baru untuk wilayah yang mengalami kekeringan.

"Pertama kayak Sukabumi kita sedang mengebor di sana. Pengeboran air tanah karena itu kapasitasnya PDAM yang mengecil, kita akan bor," kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 28 Agustus 2017.

Beberapa wilayah di Indonesia tercatat sudah mengalami kekeringan, seperti Sukabumi, Garut, Bandung, dan Kupang. Pemerintah langsung mencari titik-titik baru untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

"Jadi daerah-daerah yang kekeringan pertama akan kita cari sumber airnya. Kalau enggak ada pakai pengeboran, kalau terakhir dengan tangki. Kalau tangki kan sudah siap terus," imbuh dia.

Basuki memastikan, kementeriannya tengah membuat daftar daerah yang mulai kekeringan dan diduga akan mengalami kekeringan. Hal ini dilakukan, lanjut dia, mengingat musim kemarau masih cukup panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya