Proyek Infrastruktur Bikin Wika Raup Kontrak Rp 94 Triliun

Wika dalam kurun Semester-II 2017 juga berencana untuk menerbitkan obligasi dengan target dana yang diperoleh sebesar Rp 6 triliun.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 16 Sep 2017, 12:40 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2017, 12:40 WIB
wijaya-karya-140109c.jpg
Wijaya Karya

Liputan6.com, Jakarta PT Wijaya Karya (Persero) Tbk membukukan kontrak sebesar Rp 94,07 triliun sampai September 2017. Angka ini mencapai 91,1 persen dari target kontrak dihadapi di tahun 2017 sebesar Rp 103,25 triliun.

"Pencapaian yang jauh lebih cepat di atas target ini didukung kemampuan Wika untuk memenangkan berbagai kontrak baru yang melonjak 31,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo dalam keterangannya, Sabtu (16/9/2017).

Kontribusi terbesar pencapaian kontrak baru secara berturut-turut
datang dari sektor infrastruktur, gedung dan properti dengan
pencapaian kontrak sebesar Rp 20,66 triliun disusul sektor energi dan pabrik industrial sebesar Rp 6,45 triliun. Sementara itu, pencapaian kontrak dari sektor industri menyumbang Rp 3,65 triliun.

Bintang menjelaskan kontrak baru yang didapat perseroan di antaranya revitalisasi pabrik gula Rendeng PTPN IX, pembangunan pengendali banjir di Batang, penahan dinding Bendungan Jatigede dan Pembangunan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Lebih lanjut, Wika dalam kurun Semester-II 2017 juga berencana
untuk menerbitkan obligasi dengan target dana yang diperoleh sebesar Rp 6 triliun. Ini terdiri dari obligasi dalam bentuk rupiah  sebesar Rp 3 triliun dan obligasi global dalam denominasi rupiah sebesar Rp 3 triliun.

"Dana tersebut diproyeksikan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan jangka panjang," dia menuturkan.

Bintang Perbowo menyatakan, dalam pengembangn pasar luar negeri, Wika menerapkan pola selective market, antara lain memasuki pasar strategis di negara-negara tertentu yang memberikan comparative advantage dibandingkan negara lainnya.

Selain itu, Wika juga memfokuskan diri pada pasar yang telah telah diketahui dengan mempertimbangkan secara cermat faktor-faktor seperti risiko usaha, budaya, sistem perpajakan dan kepabeanan.

“Wika dalam beberapa tahun terakhir sudah mendapatkan
kepercayaan untuk mengerjakan proyek di Dubai, Malaysia, Filipina dan beberapa negara besar lainnya. Saat ini Wika sedang mengerjakan proyek di Timor Leste dan Dubai,” ujar Bintang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya