Ketegangan Geopolitik AS-Korut Angkat Harga Emas

Harga emas naik 1 persen karena meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan Amerika Serikat.

oleh Nurmayanti diperbarui 26 Sep 2017, 06:42 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2017, 06:42 WIB
Permintaan Menguat Harga Emas Makin Berkilau
Permintaan emas menguat terutama dari India membuat harga emas semakin berkilau di awal pekan.

Liputan6.com, New York Harga emas naik membalikkan kerugian sebelumnya, terdorong risiko geopolitik yang membuat pembelian safe haven melaju.

Harga emas naik 1 persen karena meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan Amerika Serikat. Serta kabar kemenangan Kanselir Jerman Angela yang kurang gemilang pada pemilihan nasional di Jerman.  

Melansir laman Reuters, harga Spot emas naik 0,85 persen menjadi US$ 1.308,06 per ounce. Emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik US$ 14 atau 1,08 persen ke posisi US$ 1,311.50 per ounce. 

Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho mengatakan Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan perang terhadap negaranya. Pyongyang berhak mengambil tindakan pencegahan, termasuk menembak pembom AS.

Merkel harus mencari mitra untuk membangun pemerintahan koalisi setelah mengamankan jabatan keempatnya sebagai kanselir Jerman.

"Meningkatnya tekanan AS-Korea Utara akan menciptakan pergeseran aktiva. Orang akan keluar dari aset seperti S&P 500 dan masuk ke safe havens seperti emas, perak, " kata Phillip Streible, Broker Komoditas Senior RJO Futures di Chicago.

Emas kini secara keseluruhan telah tergelincir 3,5 persen dari lebih dari satu tahun. Posisi tertinggi harga emas adalah pada 8 September, sebagian besar akibat kekhawatiran terhadap ambisi nuklir Korea Utara.

Adapun harga perak naik 0,93 persen menjadi US$ 17,108 per ounce. Harga jatuh lebih dari 3,5 persen pekan lalu. Harga Platinum naik 0,90 persen menjadi US$ 938,90 per ounce, setelah menyentuh harga terendah sejak akhir Juli. Harga Paladium turun 0,61 persen pada $ 910,90 per ounce.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya