Liputan6.com, Jakarta - Dunia finansial ternyata tidak bebas dari mitos. Tanpa disadari, ternyata banyak di antara kita yang meyakini sekian mitos tersebut sebagai sebuah kebenaran.
Padahal, mitos tersebut hanyalah informasi keliru yang justru bisa merugikan seseorang yang meyakini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti dikutip dari CekAja.com, berikut contoh-contoh mitos finansial yang sering diyakini masyarakat sebagai kebenaran:
Advertisement
Baca Juga
1. Menabung pangkal kaya
Kalimat ini tak sepenuhnya salah tapi tak lagi tepat untuk era sekarang. Menyisihkan dana untuk simpanan memang sangat direkomendasikan dalam perencanaan keuangan. Namun, menjadikan tabungan konvensional sebagai tempat menyimpan dana tersebut tidaklah menjanjikan.
Sebab, saat ini ada banyak produk investasi yang memberikan imbal hasil lebih besar dibandingkan bunga tabungan.
2. Investasi hanya untuk orang kaya
Meski semua orang ingin merdeka secara finansial, kesadaran berinvestasi di Indonesia ternyata masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya pemahaman mengenai finansial. Banyak orang masih mengira, investasi adalah hal yang tidak terjangkau oleh masyarakat biasa karena produk investasi mahal dan tak terjangkau.
Kenyataannya, saat ini banyak instrumen investasi yang sengaja dibuat untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Salah satu contohnya adalah reksa dana. Saat ini orang bisa memiliki reksa dana cukup dengan uang Rp 100 ribu.
Menariknya, kita tak perlu jadi seorang ahli keuangan yang harus melakukan riset pasar untuk membeli reksa dana. Sebab, produk ini dikelola oleh para ahli yang disebut manajer investasi yang memastikan uang Anda digunakan untuk hal yang tepat.
3. Punya kartu kredit bikin boros
Seiring meningkatnya penggunaan kartu kredit, banyak orang mulai menyadari bahwa kalimat ini adalah mitos. Boros atau tidaknya seseorang ditentukan oleh kemampuan dia mengelola keuangan dan mengerem nafsu belanja.
Sebab, orang yang mampu menggunakan kartu kredit dengan bijak justru mendapatkan manfaat finansial. Contohnya manfaat diskon kartu kredit yang bisa menurunkan pengeluaran saat belanja. Jika kartu kredit dipakai secara disiplin, kita pun bisa terhindar dari bunga kartu kredit yang terkenal tinggi.
Simak video pilihan di bawah ini:
4. Beli asuransi cuma buang uang
4. Beli asuransi cuma buang uang
Di negara maju, tingkat kepemilikan asuransi sangat tinggi. Bahkan, di Eropa atau Amerika Serikat, orang yang menyetir kendaraan tanpa memiliki asuransi adalah pelanggaran hukum. Surat izin mengemudi Anda bahkan bisa dicabut.
Aturan ini bukan dibuat-buat, melainkan karena fungsi asuransi yang sangat penting. Produk keuangan ini dibuat agar pemiliknya terlindung dari risiko finansial yang muncul akibat terjadinya suatu peristiwa, seperti sakit, kecelakaan, pesawat tertunda, hingga kematian.
Contohnya, saat mengemudi mobil di jalan Anda menabrak pengemudi lain. Mobil Anda dan kendaraan yang ditabrak rusak cukup parah.
Jika punya asuransi kendaraan, perusahaan asuransi bisa menanggung biaya perbaikan kendaraan Anda dan kendaraan orang lain yang Anda tabrak tersebut. Akibatnya, risiko finansial yang diderita jadi jauh lebih ringan.
5. Mengajukan pinjaman bank itu sulit
Dulu, orang banyak mengandalkan lintah darat jika membutuhkan pinjaman uang cepat. Padahal, bunga yang diberikan sangat mencekik leher. Meski dulu bank juga sudah memberikan fasilitas pinjaman, belum banyak orang menggunakannya lantaran pengajuannya yang ribet dan sulit.
Orang harus bolak-balik mendatangi kantor cabang bank pada hari kerja, mengirimkan dokumen dan sekian syarat-syarat lainnya. Bila Anda masih memiliki anggapan yang sama, Anda sepertinya belum mengetahui perkembangan teknologi terakhir.
Saat ini terdapat perusahaan teknologi finansial yang dapat membantu Anda membandingkan produk-produk finansial sekaligus mengajukannya cukup secara online. Tanpa perlu buang waktu dan mengerahkan banyak tenaga, berbagai macam produk mulai dari kredit tanpa agunan, KPR, hingga kredit kendaraan bisa diperoleh dengan mudah.
Advertisement