Menteri Hanif: Swasta Harus Berperan Kembangkan UMKM

Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menyebutkan, jumlah wirausahawan Indonesia pada 2016 sebesar 3,1 persen dari total penduduk.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 14 Okt 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2017, 20:00 WIB
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna Expo 2017, Taman Krida Budaya Kota Malang, Sabtu (14/10/2017).
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna Expo 2017, Taman Krida Budaya Kota Malang, Sabtu (14/10/2017).

Liputan6.com, Malang - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menuturkan bahwa pengusaha di sektor Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia dari tahun ke tahun bertambah, bahkan sudah melebihi standar yang ditetapkan sebesar 2 persen.

"Data dari Kementerian Tenaga Kerja, jumlah wirausahawan Indonesia pada 2016 lalu sebesar 3,1 persen dari total penduduk. Sekarang sudah mencapai 3,4 persen," tutur Hanif saat mengunjungi Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna Expo 2017 di Taman Krida Budaya Kota Malang, Sabtu (14/10/2017).

Perkembangan jumlah pengusaha UMKM tersebut merupakan kabar baik, di mana masyarakat sudah mulai mengembangkan usaha untuk memajukan perekonomian dan penciptaan lapangan kerja. Namun, jumlah itu masih kalah dibanding Malaysia yang mencapai 5 persen, Singapura 7 persen, China 10 persen dan Jepang 11 persen.

“Ini zaman kompetisi. Kita berlari tapi orang lain berlari lebih cepat. Karenanya, kita harus bekerja lebih keras berusaha lebih keras agar kita bisa mengimbangi percepatan yang dilakukan negara lain,” kata Hanif.

Untuk menciptakan jumlah wirausahawan yang banyak itu, dibutuhkan peran serta banyak pihak baik swasta maupun pemerintah daerah. Peran swasta salah satunya yang dilakukan PT HM Sampoerna Tbk melalui PKK Sampoerna melatih banyak usaha kecil menengah (UKM) untuk bisa mandiri dalam berbisnis demi pengembangan perekonomian.

“Swasta memang harus memberikan kontribusi terhadap perekonomian khususnya dalam pengembangan usaha kecil menengah,” ucapnya.

Pihak swasta dalam memberikan pelatihan bukan hanya berfokus pada pengolahan produk, melainkan harus menyeluruh. Baik pelatihan pengolahan produk, kualitas produk, pengemasan, pemasaran baik offline maupun online.

“Sehingga bisnis yang semula informal menjadi formal. Dengan bisnis menjadi formal maka UKM ini bisa bankable, bisa pinjam dana ke bank. Bisa mendapatkan rekan bisnis yang baik untuk mengembangkan usaha,” ujar Hanif.

Dengan cara seperti itu, pemerintah berharap jumlah angkatan kerja bisa terserap maksimal. Karena sampai saat ini, dari 131,5 juta orang angkatan kerja usia 15 ke atas, 60 persennya adalah mereka yang hanya lulusan sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).

Sehingga mereka sangat sulit untuk bisa berkembang, karena untuk mencari pekerjaan ijazah tidak memenuhi, untuk usaha juga tidak memiliki modal. Sehingga salah satu caranya adalah peran swasta untuk melatihnya agar memiliki keterampilan untuk memulai usaha.

“Harus pelatihannya dari hulu ke hilir. Sehingga produk yang mereka ciptakan bisa terjual untuk pengembangan usaha mereka,” ucapnya.

Seratusan pelaku UKM binaan Sampoerna turut berpartisipasi Pameran PPK Sampoerna 2017 di Taman Krida Budaya, Malang, Sabtu-Minggu, 14-15 Oktober 2017. Memasuki tahun ke-9, PPK Sampoerna Expo 2017 menghadirkan sentuhan baru melalui kolaborasi dengan generasi muda yang bergerak di sektor UMKM.

Head of Stakeholder, Regional Relations & CSR Facilities Sampoerna Ervin L Pakpahan memastikan Sampoerna memiliki komitmen tinggi untuk menciptakan perekonomian mandiri melalui pengembangan UMKM di Indonesia.

PPK Sampoerna Expo 2017 menjadi ajang perusahaan untuk terus menggelorakan semangat berwirausaha yang pada akhirnya dapat membarikan manfaat dan menyejahterakan masyarakat.

“Kami meyakini melalui pelatihan secara berkesinambungan, para pelaku UMKM dapat terus berkarya, berinovasi dan menciptakan ekonomi mandiri yang dapat memperkuat ekonomi wilayah Jawa Timur,” kata Ervin.

Ervin menjelaskan PPK Sampoerna Expo 2017 menjadi bentuk sinergi antara pemerintah dan perusahaan yang diharapkan dapat merangsang masyarakat wilayah Malang untuk lebih kreatif dan siap terjun di pasar global.

Program ini sejalan dengan visi dan misi pemerintah untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan sehingga akan menciptakan produk berkualitas yang siap bersaing di kancah internasional.

“Melalui PPK Sampoerna Expo ini, kita ingin mencoba untuk mendukung Pemerintah juga baik pusat maupun daerah untuk menaikkan kelas pelaku UMKM. Di tahun 2017 ini kita coba untuk berkolaborasi dengan generasi muda untuk bersiap ke era yang lebih digitalisasi,” dia menjelaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya