Bakal Ada 2.000 Pertemuan dalam Gelaran IMF-Bank Dunia di Bali

Sebanyak 17.000 delegasi sudah memastikan akan hadir di Bali dengan melakukan pemesanan hotel di wilayah Bali.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 21 Nov 2017, 12:43 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2017, 12:43 WIB
Logo IMF
(Foto: aim.org)

Liputan6.com, Jakarta - International Monetary Fund (IMF) and World Bank (WB) Annual Meeting 2018 yang digelar di Bali pada Oktober 2018 akan menjadi gelaran ekonomi akbar. Pasalnya, dalam gelaran tersebut akan ada kurang lebih 2.000 pertemuan baik antarnegara maupun antarlembaga dalam berbagai jenjang.

Kepala Satuan Tugas (Task Force) IMF-WB Annual Meeting 2018 Peter Jacob mengatakan, 189 menteri keuangan dan kepala Bank Sentral dari 189 negara dipastikan menghadiri pertemuan yang berlokasi di Nusa Dua tersebut. Termasuk di dalamnya adalah puluhan kepala negara dan kepala pemerintahan turut hadir dalam forum ekonomi dunia tersebut.

"Akan terjadi banyak kesepakatan baik itu secara global, kawasan maupun regional," ujar Jacob di sela sela pelatihan wartawan daerah di Kantor Pusat Bank Indonesia Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Indonesia sebagai tuan rumah tentu saja akan memanfaatkan forum ini secara maksimal dan menjadi bagian penting dalam kesepakatan terkait perekonomian dunia. Seluruh potensi akan dipaparkan khususnya terkait potensi ekonomi konvensional dan syariah.

Kesiapan sebagai penyelenggaraan juga terus dipersiapkan secara baik. Data terakhir sebanyak 17.000 delegasi sudah memastikan akan hadir di Bali dengan melakukan pemesanan hotel di wilayah Bali. Angka itu belum termasuk pemesanan kamar hotel di beberapa wilayah sekitar Bali.

Perputaran uang jangka pendek selama satu minggu saat pelaksanaan IMF-WB AM 2018 diprediksi akan menembus angka US$ 17 juta. Keuntungan lain yang juga dikejar Indonesia sebagai tuan rumah adalah keuntungan investasi jangka panjang yang ditawarkan dalam pertemuan antar pemerintahan atau G to G dan antarpebisnis atau B to B.

"Kita secara maksimal akan memaparkan kondisi ekonomi kita yang sangat baik saat ini, tujuannya untuk menarik minat para investor untuk masuk dan menanamkan modal ke sini," kata Peter Jacob.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Anggaran

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan ada dampak positif bagi Indonesia dari perhelatan besar International Moneter Fund (IMF)-World Bank (Bank Dunia) Annual Meetings 2018 atau IMF-World Bank Annual Meetings di Nusa Dua, Bali pada 8-14 Oktober 2018. Anggaran yang akan digelontorkan untuk persiapan acara tersebut mencapai lebih dari Rp 1 triliun.

"Anggaran dari APBN sebesar Rp 810 miliar. Lalu co sharing dengan Bank Indonesia (BI), belum masuk ke sini (APBN) untuk venue sekitar Rp 280-Rp 300 miliar untuk event ini," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (12/9/2017).

Lebih jauh, ia menjelaskan, hotel akan beralih fungsi sementara menjadi kantor para delegasi, pemerintah, BI, IMF, Bank Dunia, dan peserta lainnya yang terdiri dari pelaku utama di sektor keuangan, CEO, bankir, pers, dan observer. Dengan begitu, yang mendulang keuntungan adalah masyarakat Indonesia, terutama Bali.

"Komputer-komputer yang digunakan setelah event ini pun nantinya akan dihibahkan ke sekolah-sekolah," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Sri Mulyani mengaku, dana Rp 810 miliar yang dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan bukan digunakan untuk membiayai perjalanan dan penginapan para delegasi selama sepekan berada di Bali.

"Itu bukan untuk anggaran nginap mereka (delegasi). Mereka nginap bayar sendiri," ujar dia.

Dia menuturkan, pada Oktober saat acara besar itu berlangsung termasuk low season. Itu artinya, Sri Mulyani menambahkan, banyak hotel yang bersedia menawarkan kamar atau ruangan dengan harga diskon daripada harus kosong melompong.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya