Ngurah Rai Ditutup, Bandara Lombok Kembali Dibuka

Laporan menyebutkan jika tidak terdeteksi adanya abu vulkanik di seputar dari Bandara Lombok.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Nov 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2017, 08:30 WIB
Bandara Internasional Lombok atau Lombok International Airport. (Ilyas/Liputan6.com)
Bandara Internasional Lombok atau Lombok International Airport. (Ilyas/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Bandara Ngurah Rai , Bali, ditutup mulai pukul 07.00 Wita hari ini, Senin (27/11/2017) ini, seiring kenaikan status [Gunung Agung]( 3176586 "") menjadi Awas.

Namun sebaliknya, Bandara Internasional Lombok dinyatakan dibuka kembali dan beroperasi normal mulai hari ini, pukul 06.00 Wita (22.00 UTC).

Ini dengan pertimbangan, laporan dari Bandara Lombok Praya jika tidak terdeteksi adanya abu vulkanik di seputar bandara. 

Sekretaris Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Pramintohadi Sukarno, kepada wartawan, menuturkan, menindaklanjuti perkembangan dampak erupsi Gunung Agung telah dilakukan rapat koordinasi yang dihadiri semua pemangku kepentingan Bandara I Gusti Ngurah Rai. 

Rapat berlangsung pukul 06.00 Wita di ruang rapat EOC bandara yang dipimpin Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV.

Dia menuturkan, sebelum rapat dimulai, dilakukan observasi ke sisi udara Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk memastikan hasil paper test.

Dalam rapat koordinasi, disampaikan oleh BMKG terkait data dari VAAC Darwin beserta prediksinya yang secara ploting area telah menutupi airspace sekitar bandara. Arah sebaran debu vulkanik ke arah selatan dan tenggara.

Berdasar data paper test yang disampaikan pihak operator AirAsia terdeteksi bahwa sebaran abu vulkanik telah sampai area Bandara I Gusti Ngurah Rai (VA Positive).

Dari penjelasan pihak Airnav Indonesia Cabang Denpasar bahwa ploting area jalur pemanduan lalu lintas pesawat udara telah tertutup sebaran VA.

"Dari hasil rapat koordinasi itu, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memutuskan penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai mulai pukul 07.00 Wita hari ini, Senin 27 November 2017 sampai dengan 18 jam ke depan dengan evaluasi per 6 jam oleh airport community," kata dia.

Informasi terkait penutupan Bandara Ngurah Rai tersebut telah disebarkan melalui NOTAM no A4242/17.

"Berdasarkan laporan terakhir yang kami dapat dari Direktorat Navigasi Penerbangan, Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah terdampak dan berada dalam area vulcano ash dari Gunung Agung. Untuk itu, Ditjen Perhubungan Udara memutuskan untuk menutup Bandara Ngurah Rai dengan alasan keselamatan penerbangan," dia menambahkan. 

Dia menginngatkan, terkait penutupan bandara tersebut, segenap penyelenggara penerbangan di Bandara Ngurah Rai harus mematuhinya dan tidak melakukan penerbangan hingga mendapat izin keselamatan dari otoritas yang berwenang.

Selain itu, semua penyelenggara penerbangan, baik itu maskapai penerbangan maupun pengelola bandara, harus bekerja sama bahu-membahu untuk tetap memberikan pelayanan kepada penumpang.

"Penumpang yang ingin meneruskan perjalanan dengan moda lain maupun penumpang yang ingin bertahan di bandara harus diperhatikan kenyamanannya dan diberikan pelayanan yang baik sesuai aturan yang berlaku," ujar Pramintohadi.

Untuk informasi lanjutan, Ditjen Perhubungan Udara akan selalu memberikan dan menyebarkan informasi aktual kepada masyarakat lewat semua saluran informasi Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

"Masyarakat juga bisa mencari dan memberikan informasi terkait dampak letusan Gunung Agung di daerahnya di media sosial Ditjen Hubud @djpu151 dan website BMKG," dia menandaskan. 

Tonton Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ngurah Rai Ditutup

Gunung Agung kembali memuntahkan abu vulkanik. Karena itu, Bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup sementara mulai Senin (27/11/2017) pagi pukul 07.15 Wita. 

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI/AirNav Indonesia) segera menerbitkan Notice to Airmen (Notam) No A4242/17 yang memberikan info kepada seluruh stakeholder penerbangan mengenai kondisi terkini di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, menjelaskan, Notam tersebut berisi waktu dan alasan penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

“Abu vulkanik Gunung Agung telah menutup ruang udara di atas Denpasar, sehingga dikarenakan alasan keselamatan, ruang udara tersebut tidak dapat digunakan sehingga operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar ditutup sementara," kata dia, Senin (27/11/2017).

Pada Notam yang telah diterbitkan, penutupan berlangsung hingga pukul 07.00 Wita, besok (Selasa, 28 November 2017). Akan tetapi, perkembangan situasi terkini dan update informasi dari pihak-pihak terkait seperti BMKG dan PVMBG akan selalu diperbarui kepada para stakeholder penerbangan melalui NOTAM terbaru.

Berdasarkan data terkini yang dihimpun oleh AirNav Indonesia, penutupan ini mengakibatkan beberapa maskapai dari dan menuju Lombok batal terbang.

“Sedikitnya 23 penerbangan terdiri dari 10 penerbangan dari Lombok menuju sejumlah destinasi dan 13 penerbangan menuju Lombok dari sejumlah kota dibatalkan akibat penutupan Bandara Internasional Lombok,” ujar Wisnu.

Ia menjelaskan, penerbangan yang terdampak kini masih dalam proses penghimpunan data baik oleh AirNav Indonesia maupun stakeholder terkait.

Adapun untuk penerbangan baik domestik maupun internasional tujuan Denpasar yang tengah mengudara saat ini, akan dialihkan ke Bandara-bandara terdekat seperti Juanda, Makassar, Lombok, atau Kupang. Data yang masuk sementara ini terdapat tujuh penerbangan yang sudah dialihkan.

"Update terkini akan kami sampaikan kemudian,” paparnya.

Ketujuh penerbangan yang menuju Bali tersebut antara lain adalah Garuda Indonesia GA 5150 Zhengzou-Denpasar, GA 897 Guangzhou-Denpasar, GA 859 Shanghai-Denpasar, China Easter MU 5029 Shanghai-Denpasar, MU 781 Beijing-Denpasar, Citilink CTV 856 Jakarta-Denpasar, serta Lion Air JT927 Makassar-Denpasar.

Wisnu menambahkan bahwa stakeholder di lapangan terus berkoordinasi dan bersinergi secara aktif dalam menangani kondisi ini.

“Kami terus meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk meminimalkan dampaknya terhadap konektivitas di ruang udara Indonesia. Kami juga memohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia khususnya untuk seluruh personel yang tengah bertugas menangani kondisi saat ini dan situasi Gunung Agung dapat segera kondusif,” pungkas Wisnu.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya