Kemenhub Pamer Tol Baru di Era Jokowi ke Ribuan Mahasiswa

Di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia akan membangun 1.000 km hingga 2019.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 04 Des 2017, 17:30 WIB
Diterbitkan 04 Des 2017, 17:30 WIB
Skeretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Sugihardjo menjadi pembicara dalam diskusi dikampus UIN SMH Banten, Senin (04/12/2017).
Skeretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Sugihardjo menjadi pembicara dalam diskusi dikampus UIN SMH Banten, Senin (04/12/2017).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memamerkan keberhasilan pembangunan infrastruktur di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten.

"Tol Trans Sumatera terus dibangun hingga 2018. Tol Trans Jawa juga akan tersambung hingga Banyuwangi. Dalam lima tahun pemerintah telah membangun 1.000 km jalan tol," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenhub Sugihardjo, saat menjadi pembicara dalam diskusi di kampus UIN SMH Banten, Senin (04/12/2017).

Dalam dialog bertema "Sinergi Membangun Bangsa: Konektovitas Infratsruktur Transportasi Jawa-Sumatera" itu, Sugiharjo menjelaskan untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia telah membangun jalan tol sejak tahun 1975 sedangkan Malaysia tahun 1985. Lalu China baru membuat jalan tol 13 tahun lebih lambat dibandingkan Indonesia.

Sayangnya, pembangunan tol di Indonesia tidak cepat sehingga saat ini panjang tol yang telah dibangun Indonesia jauh di bawah Malaysia dan China. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi pun menjadikan pembangunan tol sebagai salah satu program prioritas.

Di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia akan membangun 1.000 km hingga 2019.

"Pasca zaman SBY, hanya 647 km jalan tol. Malaysia sudah 4.000 km. China sudah banyak banget," terangnya.

Menurutnya, masyarakat dan pemerintah telah mengalami perubahan pola pikir pembangunan yang tak lagi hanya menggunakan dana APBD ataupun APBN.

Sugihardjo mengumpamakan jika keuangan negara hanya mampu mendanai pembangunan infrastruktur sebesar 30 persen. Sedangkan 70 persen nya berasal dari investor swasta. Namun, aset tersebut tetap dimiliki oleh negara.

"Jadi investasi dibuka seluas-luas nya untuk pembangunna infrastruktur negara. Jadi kita harus cari pembiayaan kreatif, tapi kendali (pembangunan) ada di kita. Sesuai Nawacita, membangun Indonesia dari pinggiran," jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Tol Soroja Bandung

Untuk diketahui, pada Senin ini Presiden Jokowi meresmikan Tol Soreang-Pasir Koja (Tol Soroja). "Dan dengan mengucap bismilahirrahmanirrahim saya resmikan Jalan Tol Soreang-Pasir Koja Seksi 1 dan 2," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, Bandung Selatan memiliki potensi yang besar. Lantaran di kawasan tersebut berkembang kawasan hunian, wisata, sarana olahraga.

Jokowi mengatakan, adanya Tol Soroja ini diharapkan dapat mempercepat waktu tempuh ke Soreang. "Dibukannya Tol Soroja, Soreang-Pasir Koja sepanjang 10 km ini, akses menuju Soreang yang biasanya ditempuh 1,5 jam sekarang bisa dipangkas hingga 12 menit," ujar dia.

Tol Soroja sendiri dibangun PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ) selaku badan usaha jalan tol (BUJT) yang merupakan konsorsium PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Jasa Sarana. Pembangunan dimulai pada September 2015 yang ditandai dengan pencanangan tiang pertama atau groundbreaking.

Lebih lanjut, tol ini memiliki total panjang 10,57 km yang terdiri dari jalan utama dan akses gerbang tersebut. Panjang jalan utama tol yakni 8,15 km.

Tol Soroja terbagi dalam 2 seksi yakni Seksi I yakni ruas Simpang Susun Pasirkoja–Simpang Susun Margaasih sepanjang 2,75 km. Lalu, Seksi II ruas Simpang Susun Margaasih–Simpang Susun Katapang sepanjang 3,3 km serta ruas Simpang Susun Katapang–Soreang 2,1 km.

Tol Soroja memiliki 5 gerbang yaitu Margaasih Barat, Margaasih Timur, Kutawaringin Barat, Kutawaringin Timur, dan Soreang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya