Bos PLN Blak-blakan Soal Kemajuan Proyek Listrik 35 Ribu MW

Selain membangun pembangkit listrik, PLN juga membangun transmisi agar listrik dari pembangkit bisa dialirkan ke rumah-rumah masyarakat.

oleh Vina A Muliana diperbarui 06 Des 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 06 Des 2017, 10:00 WIB
20160530- Dirut PT PLN Sofyan Basir-Jakarta- Helmi Afandi
Dirut PT PLN, Sofyan Basir menyapa wartawan usai mendatangi KPK, Jakarta, Senin (30/5/2016). Kedatangan Sofyan meminta pengawasan KPK terkait proyek listrik 35.000 MW. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu proyek pembangunan yang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah di bidang energi adalah mega proyek listrik 35 ribu megawatt (MW). Langkah ini dilakukan untuk memperbanyak ketersediaan pasokan listrik di seluruh Indonesia.

Selama dua tahun proyek ini berjalan, Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan perkembangan yang dicapai sangat besar. Saat memimpin Kunjungan Kerja ke Shanghai, China, Sofyan menjelaskan bahwa PLN sudah membuat kesepakatan untuk membangun proyek pembangkit listrik total kapasitas 32 ribu MW.

"Proyek 35 ribu sudah berjalan , sudah progress yang tertandatangani lebih kurang 32 ribu MW. Sisanya kita tunggu, nanti seluruhnya milik PLN," kata Sofyan di Shanghai, Rabu (6/11/2017)

Sofyan juga bercerita bahwa kontrak dengan PLN sudah diteken, sehingga para kontraktor dan investor sudah bisa bekerja. Di antara banyak pembangkit listrik, ada beberapa proyek yang sudah selesai dibangun antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

"Totalnya yang sudah jadi sudah hampir lebih kurang 1.000 MW di luar pembangkit reguler yang sudah berjalan saat ini yang punya kapasitas kurang lebih 7.000 MW," tutur Sofyan.

"Jadi total yang sudah masuk ke sistem 8.000 MW dalam 2 sampai 3 tahun ini. Dan 32 ribu ini terus berjalan dan semoga bisa terus sesuai dengan progress di akhir 2016, 2020, 2021 dan penyelesaiannya berjalan sesuai dengan demand yang ada," lanjutnya lagi.

Selain membangun pembangkit listrik, PLN juga membangun transmisi agar listrik dari pembangkit bisa dialirkan ke rumah-rumah masyarakat.

"Untuk menunjang infrastrukturnya yaitu transmisinya yaitu terus dibangun gardu-gardu terus kami bangun dan progress ini juga terus berjalan di seluruh indonesia," tutup Sofyan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Defisit listrik

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa saat ini tidak ada lagi sistem kelistrikan yang mengalami krisis atau defisit. Pasalnya, dalam tiga tahun ini Indonesia pasokan listrik ‎Indonesia meningkat 7,1 Giga Watt (GW).

Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agoes Triboesono mengatakan, pemerintah saat ini serius menjalankan program ketenagalistrikan, agar pasokan listrik Indonesia semakin handal.

Hasilnya, hingga periode 1 Oktober 2017 tidak ada lagi sistem ketenagalistrikan nasional yang mengalami defisit. "Dibanding tahun 2015 dengan kondisi 9 sistem kelistrikan defisit," kata Agoes, di Jakarta, Sabtu (2/12/2017).‎

Kebutuhan listrik nasional terus meningkat seiring terus tumbuhnya perkonomian nasional, hal tersebut diimbang dengan penambahan kapasitas pembangkit listrik nasional.

Saat ini total daya mampu pasokan listrik seluruh Indonesia mencapai 60,1 GW atau naik 7,1 GW dalam 3 tahun terakhir dibanding 2014 sebesar 53 GW.

Jenis pembangkit listrik berbahan bakar batubara memiliki kapasitas terbesar menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 29,8 GW atau 50 persen dari pembangkit yang beroperasi di Indonesia, kemudian disusul dengan gas bumi sebesar 16,8 GW atau 28 persen, Energi Baru Terbarukan sebesar 7,2 GW atau12 persen dan BBM 6,2 GW atau 10 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya