Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun 1 persen, mendekati posisi terendah dalam empat bulan seiring penguatan Wall Street dan dolar AS yang terpicu optimisme tentang kebijakan pajak.
Melansir laman Reuters, Jumat (8/12/2017), harga emas di pasar Spot turun 1 persen menjadi US$ 1.251,11 per ounce. Harga memantul dari titik terendah empat bulan di posisi US$ 1.250,51 per ounce.
Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Februari turun US$ 13, 1 persen menjadi US $ 1.253,10 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
Harga emas pecah dari kisaran perdagangan tingginya baru-baru ini, usai tergelincir di bawah rata-rata pergerakan 200 hari sebesar US$ 1.267.
Sejak pertengahan Oktober, harga emas berada di antara US$ 1.265 dan US$ 1.300 per ounce, karena investor lari ke pasar saham, yang membuat Wall Street mencetak rekor. Â
Keuntungan pasar saham mengurangi pembelian emas, apalagi ada harapan bahwa Federal Reserve akan meningkatkan suku bunga bulan ini.
"Dari segi teknis, banyak pedagang stop-loss di bawah US$ 1.262, dan hari ini pasar sedang berjalan karena alasan ini," kata Analis utama ActivTrades Carlo Alberto de Casa
Dolar AS yang lebih kuat juga memicu penjualan emas. Dolar menyentuh level tertinggi dalam dua minggu, karena optimisme jika AS akan mendorong rilisnya paket pajak melalui Senat dari Republik sebelum batas waktunya pada 22 Desember.
Di pasar keuangan, AS akan merilis data payroll non-farm, sebuah barometer kunci ekonomi negara ini.
Kemudian pada pekan depan, Federal Reserve diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga dan panduan tentang laju kenaikan bung berikutnya.
Di antara logam mulia lainnya, harga perak turun 1,1 persen menjadi US$ 15,79 per ounce setelah tergelincir ke level terendah pada pertengahan Juli di posisi US$ 15,72.
Harga Platinum turun 1,2 persen menjadi US$ 890,74 per ounce, sebelumnya menyentuh titik terendah sejak 11 Juli di US$ 889,50. Palladium naik 1,8 persen menjadi US$ 1,011 per ounce.