Fakta Menarik Sendratari Ramayana, Seni Tari dan Drama Tanpa Dialog

Cerita Ramayana dalam sendratari mengisahkan perjalanan cinta dan perjuangan Rama, seorang ksatria agung, yang berusaha menyelamatkan istrinya, Sinta

oleh Panji Prayitno diperbarui 08 Jan 2025, 05:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2025, 05:00 WIB
Fakta Menarik Sendratari Ramayana, Seni Tari dan Drama Tanpa Dialog
Seniman mementaskan Sendratari Ramayana dengan lakon “Shinta Obong” di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (8/6/2019). Pementasan wayang orang tersebut digelar secara gratis oleh Pemkot Surakarta mulai 7 hingga 9 Juni 2019. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Sendratari Ramayana adalah salah satu bentuk seni pertunjukan yang memadukan keindahan gerak tari dengan narasi drama yang kuat. Kesenian ini menghadirkan cerita epik Ramayana tanpa menggunakan dialog verbal.

Seni ini menjadi simbol keindahan budaya Jawa dan sering dianggap sebagai mahakarya seni tradisional Indonesia. Melalui perpaduan antara seni tari, musik, dan ekspresi gerak, sendratari berhasil menghidupkan cerita klasik yang sarat dengan nilai moral, spiritual, dan estetika.

Pertunjukan ini biasanya dilakukan di panggung terbuka, seperti di kawasan Candi Prambanan, yang semakin memperkuat nuansa mistis dan keagungan ceritanya.

Cerita Ramayana dalam sendratari mengisahkan perjalanan cinta dan perjuangan Rama, seorang ksatria agung, yang berusaha menyelamatkan istrinya, Sinta, dari cengkeraman Rahwana, raja raksasa dari Alengka.

Kisah ini terbagi menjadi beberapa episode, seperti penculikan Sinta, pertemuan Rama dengan Hanoman, dan perang besar antara pasukan Rama dan Rahwana. Meskipun tidak ada dialog, cerita ini disampaikan melalui tarian yang penuh makna simbolik, diiringi gamelan Jawa yang memperkuat suasana emosi.

Setiap gerakan dalam tarian memiliki arti tersendiri, mulai dari gerakan tangan, kaki, hingga ekspresi wajah para penari yang menyampaikan pesan tanpa kata. Yang membuat sendratari ini begitu istimewa adalah harmoni antara seni tari dan musik tradisional.

Gamelan Jawa yang mengiringi pertunjukan menciptakan suasana yang magis dan mendalam, memperkuat setiap adegan yang ditampilkan. Misalnya, ketika adegan Hanoman membakar Alengka, musik gamelan berubah menjadi dinamis dan menghentak, menciptakan ketegangan yang terasa nyata.

Seni dan Spiritualitas

Kostum para penari juga menjadi elemen penting dalam pertunjukan ini. Warna dan desain kostum mencerminkan karakter masing-masing tokoh, seperti Rama yang memakai busana sederhana namun elegan, Sinta dengan kain yang anggun, dan Rahwana dengan pakaian megah yang mencerminkan kekuatannya sebagai antagonis.

Pertunjukan sendratari Ramayana juga menjadi ajang pelestarian nilai-nilai luhur budaya Nusantara. Dalam cerita ini, terkandung pesan tentang kesetiaan, keberanian, pengorbanan, dan keadilan.

Rama digambarkan sebagai simbol kesetiaan dan kebajikan, sementara Sinta melambangkan ketulusan hati dan kesetiaan seorang istri. Hanoman, dengan kesetiaannya kepada Rama, menjadi simbol pengabdian tanpa pamrih.

Konflik antara kebaikan dan kejahatan yang ditampilkan mengajarkan bahwa keadilan dan kebenaran akan selalu menang, meskipun harus melalui perjuangan yang berat.

Di era modern, sendratari Ramayana tidak hanya menjadi daya tarik wisata budaya, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional.

Banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia untuk menyaksikan pertunjukan ini, terutama di panggung megah Prambanan yang berlatar belakang candi.

Dengan segala keindahan dan maknanya, sendratari Ramayana tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi perwujudan jiwa seni dan spiritualitas yang mendalam, yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya