Liputan6.com, Jakarta - PT Citra Van Titipan Kilat atau TIKI menuai berkah dengan menjamurnya bisnis online (e-commerce). Pendapatan perusahaan melonjak hingga 30 persen dalam dua sampai tiga tahun terakhir.
"Tidak dapat dipungkiri, bisnis e-commerce dampaknya besar bagi TIKI. Pendapatan kami dalam dua sampai tiga tahun terakhir itu meningkat sekitar 25-30 persen," kata Managing Director TIKI, Tomy Sofhian kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (29/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Tomy berujar, TIKI akan melayani masyarakat dengan dua jenis transaksi, yaitu online serta konvensional. Menjangkau transaksi bisnis online merupakan target perusahaan, tanpa meninggalkan yang konvensional.
"Sekarang kan lagi booming segala hal berbau online, sejenis platform. Itu memang jadi target kita, tapi bisnis konvensional juga tetap akan dilayani dengan baik," tegasnya.
Pelanggan Segmen Korporasi
TIKI menargetkan peningkatan jumlah pelanggan korporasi atau perusahaan di 2018. Sebagai pihak penyedia layanan jasa pengiriman barang, ada dua tipe konsumen perusahaan, yakni perorangan (ritel) dan korporasi.
Dari data perusahaan, Tomy menyebut, porsi pelanggan TIKI saat ini masih didominasi ritel atau perorangan sebesar 60 persen, sedangkan konsumen korporasi sebesar 40 persen.
Fokus utama TIKI tahun depan adalah pengembangan jumlah pelanggan korporasi. "Kita tentunya berharap, pelanggan ritel dan korporasi tumbuh secara beriringan. Tapi target kita pertumbuhan pelanggan korporasi secara porsi lebih besar daripada ritel," jelas Tomy.
Dirinya mengungkapkan, potensi pelanggan perusahaan lebih menjanjikan. Dengan demikian untuk menggenjot penambahan jumlah pelanggan di segmen tersebut, TIKI menyiapkan pelayanan terbaru melalui aplikasi TIKIKU.
"TIKIKU akan rilis Januari 2018. Melalui aplikasi ini, pelanggan korporasi akan terlayani lebih mudah. Mereka tidak perlu mengetik ulang record karena sudah ada di situ. Kemudian, berbagai fitur dan layanan, seperti check and trace, pick up order, sampai data pengiriman per bulan, semuanya tersedia," ujar Tomy.
Perusahaan juga mengembangkan dan memperbaiki pemasaran sehingga menjawab kebutuhan pelanggan di segmen tersebut.
"Sales organisasi akan diperkuat. Kita siapkan itu untuk melayani kebutuhan pelanggan, mulai dari yang paling kecil sampai yang paling besar," tutur Tomy.
Meski begitu, Tomy menegaskan TIKI tetap akan memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan ritel. "Kita juga sudah re-launching aplikasi Jemputan Online (Jempol). Itu ditujukan bagi konsumen ritel kita," tandasnya.
Tonton Video Pilihan Ini
Permudah Pelanggan, TIKI Siapkan Pasukan Penjemput Barang Gratis
PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) meluncurkan layanan Jemputan Online (JEMPOL). Layanan ini memberikan penjemputan barang secara gratis ke tempat pelanggan yang akan mengirimkan barang dengan memakai jasa mereka.
Managing Director TIKI Tomy Sofhian mengatakan, pihaknya ingin mempermudah banyak orang dalam pengiriman barang, dengan mengeluarkan aplikasi digital JEMPOL yang tersedia di Google Play Store.
"Layanan TIKI Jemput Online kami luncurkan kembali dengan tujuan untuk lebih memaksimalkan pelayanan ke masyarakat terhadap kebutuhan jasa pengiriman, terutama yang berada di kawasan DKI Jakarta," jelasnya di Jakarta, Kamis (28/12/2017).
TIKI telah melakukan penguatan armada penjemput di wilayah Jakarta dan sekitarnya. "Kita telah menyiapkan pasukan penjemput, yang akan mendatangi lokasi asal barang sebelum dilakukan pengiriman," ujar Tomy.
Sebelum merilis kembali JEMPOL, TIKI telah mengadakan survei kepada dua tipe pelanggan, yakni per orangan (retail) dan perusahaan. Acuan yang digunakan berupa pertimbangan banyak masyarakat terhadap jasa layanan pengiriman.
Hasil menyatakan, kecepatan adalah tolak ukur utama banyak orang untuk memakai jasa pelayanan. Selain kecepatan, masyarakat juga menuntut beberapa faktor lainnya seperti penjemputan barang dan harga yang kompetitif.
"Kita ingin membuat layanan kami menjadi lebih user friendly. Maka dari itu, permintaan dari pelanggan berupa tiga acuan itu TIKI utamakan," sebut Tomy.
Sebelumnya, TIKI memisahkan antara armada penjemputan dan pengiriman. "Namun setelah melakukan perhitungan, gabungan armada antar-jemput ternyata lebih efektif," tambahnya.
Advertisement