Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) membuka keran impor beras. Beras tersebut merupakan beras khusus dari Thailand dan Vietnam dengan jumlah mencapai 500 ribu ton. Lantas seperti apa beras khusus tersebut?
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, beras khusus tersebut bisa bermacam-macam jenisnya, seperti beras jasmine, beras ponni, beras basmati dan lain sebagainya. Namun dia memastikan beras yang diimpor tersebut bukan jenis IR64 yang diproduksi di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Kualitasnya masuk kategori beras khusus. Sesuai dengan Permendag Nomor 1 Tahun 2018. Yang pasti bukan masuk kategori IR64. Dia ada ponni, beras jasmine, termasuk beras lain-lain yang mempunyai tingkat kepecahan di bawah 5 persen," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (11/1/2018).
Selain itu, Enggar juga menyatakan beras yang diimpor ini bukan jenis basmati. Beras tersebut memang rutin diimpor untuk kebutuhan hotel dan restoran, namun bukan bagian dari beras khusus yang akan dibuka tersebut.
"Kalau Pakistan dan India nanti beras basmati, karena mereka produksi basmati. Dan itu ada segmen pasarnya khusus. Itu di luar 500 ribu. Yang makan basmati juga tidak banyak, yang makan orang-orang India, Pakistan, tidak besar," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Impor 500 Ribu Ton
Sebelumnya, Kemendag memutuskan untuk membuka keran impor beras khusus. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin ketersediaan beras di dalam negeri dan sebagai salah satu langkah untuk menekan harga beras di pasaran.
Enggar menyatakan, pihaknya akan membuka impor beras khusus sebanyak 500 ribu ton. Beras tersebut rencananya akan mulai masuk pada akhir Januari 2018.
"Untuk mengisi gap ini, saya tidak mau mengambil risiko kekurangan pasokan saya mengimpor beras khusus. Yang diimpor 500 ribu ton, start awal," ujar dia.
Enggar mengungkapkan, beras tersebut akan dipasok dari dua negara yaitu Thailand dan Vietnam. Namun dia memastikan beras yang diimpor tersebut bukan jenis beras yang sudah mampu diproduksi di Indonesia.
"Dari berbagai negara yang ada. Dari Vietnam, Thailand, kita masukkan.‎ Beras yang tidak ditanam di dalam negeri. ‎Beras IR64 tidak kami impor, tetapi kami memasok beras impor," kata dia.
Menurut dia, impor ini dilakukan guna mengisi pasokan beras di dalam negeri sambil menunggu masa panen pada Februari-Maret 2018. Dengan adanya tambahan beras impor ini diharapkan tidak ada kekhawatiran soal kelangkaan dan kenaikan harga beras.
"Kita sambil menunggu karena panen ada setiap hari, hanya jumlahnya yang berbeda, diperkirakan Februari-Maret akhir baru ada. Dengan demikian maka tidak ada kekhawatiran kekurangan pangan. Masalah perut, masalah pangan itu menjadi prioritas, jangan kita mengambil risiko dan ada pertentangan, petani juga konsumen. Dia juga harus memberi beras dan tidak boleh ada kekosongan pasokan," tandas dia.
Advertisement