Jalankan Operasi Pasar, Stok Beras Bulog Terus Menipis

Rata-rata penyaluran operasi pasar mulai 3-17 Januri 2018 sebesar 8.902 ton per hari.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Jan 2018, 10:15 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2018, 10:15 WIB
Bulog Lempar Beras Cadangan Pemerintah Untuk Hadang Spekulan
Perum Bulog Bengkulu melempar ribuan ton beras kualitas Premium 15 persen ke pasar menjelang natal dan tahun baru 2019 (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Jakarta - Stok beras Perum Bulog terus mengalami penurunan hingga saat ini. Hal tersebut terkait dengan operasi pasar yang dilakukan oleh Bulog guna menurunkan harga beras di pasaran.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2 Januari 2018, stok beras PSO Perum Bulog berada di kisaran 950 ribu ton. Namun jumlah tersebut terus mengalami penurunan hingga saat ini sebesar 837.405 ton.

"(Stok beras Bulog) 837.405 ton. (Rencana) Digelontorkan sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan," ujar Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Rata-rata penyaluran beras dalam operasi pasar mulai 3-17 Januri 2018 sebesar 8.902 ton per hari. Dengan demikian, rencana penyaluran 18 Januari-31 Maret 2018 total sebesar 462.918 ton, sehingga perkiraan sisa stok pada 31 Maret 2018 sebesar 142.029 ton.

‎Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) ‎Agung Hendriadi mengatakan, selama ini penyerapan Perum Bulog terhadap gabah hasil petani masih sangat rendah. Rata-rata hanya sekitar 7 persen-8 persen dari hasil panen petani.

‎"Bulog menyerapnya masih kecil. Kira-kira 7 persen-8 persen dari total produksi," kata dia.

Menurut dia, pada tahun lalu penyerapan gabah petani oleh Bulog ditargetkan mencapai 3,7 juta ton setara beras. Namun dari target tersebut, yang dicapai oleh Bulog hanya sebesar 56,7 persennya.

"(Penyerapan Bulog) Targetnya 3,7 juta ton. Kita dorong terus Bulog untuk menyerap. Target di Januari 168 ribu ton," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kementan Klaim Januari-April RI Akan Surplus Beras

Petani di sejumlah wilayah Banyumas memasuki musim panen. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Petani di sejumlah wilayah Banyumas memasuki musim panen. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan Indonesia mengalami suplus beras hingga hampir 5 juta ton beras, pada empat bulan pertama di 2018. Hal tersebut menyusul mulai masuknya masa panen padi di sejumlah daerah di Indonesia, kurun Januari-April 2018.

Dari data Kementan, pada Januari ini, luas lahan panen mencapai 854.369 hektare (ha) dengan hasil 4.519.612 ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 2.835.605 ton beras. Sedangkan rata-rata konsumsi per bulan sebesar 2.506.285 ton, sehingga ada suplus 329.320 ton.

Kemudian pada Februari, luas lahan panen akan meningkat menjadi 1.638.391 ha dengan hasil GKG 8.667.088 ton atau setara 5.437.731 ton beras. Jika konsumsi beras 2,5 juta ton, maka akan ada suplus 2.931.446 ton beras.

Di Maret, luas lahan panen kembali meningkat menjadi 2.252.962 ha dengan hasil 11.918.169 ton GKG atau setara 7.477.459 ton beras. Dengan perkiraan besaran konsumsi yang sama, maka ada suplus beras 4.971.174 ton.

Dan pada April, luas lahan panen turun menjadi 1.664.187 ha, yang menghasilkan 8.803.549 ton GKG atau setara 5.523.347 ton beras. Meski produksi turun, pada bulan tersebut, diperkirakan masih akan suplus beras 3.017.062 ton.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya