BI Ungkap Perjalanan Terpilihnya RI Jadi Tuan Rumah Sidang Tahunan IMF

Indonesia bersaing dengan Senegal untuk menjadi tuan rumah sidang tahunan IMF.

oleh Vina A Muliana diperbarui 02 Mar 2018, 16:05 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2018, 16:05 WIB
(Foto: Liputan6.com/Vina M)
Ricky Darmika Putra, Chairman Bali Hotel Association; Juda Agung, Executive Director IMF Regional ASEAN; Causa Iman Karana, Kepala Kantor Perwakilan BI Prov. Bali; Peter Jacobs, Ketua Unit Kerja Pertemuan Tahunan IMF - WB 2018 (Foto: Liputan6.com/Vina M)

Liputan6.com, Bali - Indonesia akan menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan sidang tahunan IMF dan World Bank. Acara tersebut akan dilaksanakan pada 12-14 Oktober 2018 di Bali, Nusa Dua Convention Center (BNDCC).

Perjalanan Indonesia untuk bisa terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan acara tingkat dunia ini tidaklah mudah. Direktur Eksekutif International Monetary Fund Bank Indonesia (BI), Juda Agung mengatakan, pengajuan diri Indonesia menjadi tuan rumah sudah dari tiga tahun yang lalu.

Setelah itu, pihak dari IMF-World Bank langsung meninjau kesiapan dari negara-negara yang mengajukan diri.

"Bidding sudah cukup lama, tiga tahun lalu. Kemudian tim IMF dan Bank Dunia meninjau kesiapan fasilitas hotel fasilitas seminar tempat sidang, keamanan, dan sebagainya serta transportasi. Biasanya board di IMF atau Bank Dunia menentukan siapa yang layak dengan melihat fasilitas-fasilitas itu," kata Juda saat ditemui di Bali, Jumat (2/3/2018).

Juda melanjutkan, saat mengajukan diri tiga tahun lalu, Indonesia bersaing dengan Senegal. Meski demikian, akhirnya tim juri menentukan Indonesia yang paling cocok sebagai tuan rumah dari Konferensi Tingkat Tinggi tersebut.

"Waktu itu mereka sangat sepakat Bali sudah sangat terkenal di luar negeri dan IMF dan Bank Dunia akhirnya memilih Bali," tutur dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Kata Bos IMF

Kompak Kenakan Selendang, Bos IMF dan Sri Mulyani Buka Konferensi Internasional
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde saat menghadiri pembukaan High - Level International Conference di Jakarta, Selasa (27/2). Konferensi internasional tingkat tinggi ini bertemakan "Models in a Changing Global Landscape". (Liputan6.com/JohanTallo)

Hal yang sama juga dituturkan Managing Director IMF Christine Lagarde. Saat bertandang ke Pulau Dewata, mantan Menteri Keuangan Prancis ini bercerita Indonesia harus bersaing ketat dengan beberapa negara lain agar bisa menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara internasional tersebut.

"Mereka bersaing ketat dan prosesnya sangat transparan dan ada juri dari anggota IMF dan World Bank yang memperhitungkan banyak indikator, di antaranya akomodasi, transportasi, akses yang mudah, Wi-Fi, aspek keamanan, sampai hal teknis lainnya," kata Lagarde.

"Dari kontes itu, Indonesia yang paling baik," ia melanjutkan.

Meski begitu, kata Lagarde, perhelatan acara ini bakal sangat menguntungkan Bali karena akan mendatangkan berbagai Menteri Keuangan, Gubernur Bank Sentral, serta delegasi dari berbagai negara. Tak dimungkiri, para delegasi pun bisa menetap lebih lama untuk menikmati keindahan alam Indonesia.

"Semua delegasi akan ke Bali, dan beberapa di antaranya akan menetap lebih lama untuk merasakan pengalaman, suasana, pantai di Bali. Kami tidak bisa mengontrol dan memantau semuanya, tetapi kami mendatangkan semuanya ke sini," pungkas Lagarde.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya