Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kini tengah dipersiapkan sebagai tempat digelarnya Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) pada 9-14 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali. Selain menjadi tuan rumah, pihak penyelenggara juga hendak mempertunjukkan potensi wisata di Tanah Air kepada publik dunia.
Kepala Unit Kerja Pertemuan Tahunan IMF- WB 2018 Peter Jacobs mengatakan,Indonesia sebagai penyelenggara acara ingin memanfaatkan momentum besar tersebut untuk memperlihatkan lokasi-lokasi wisata menarik yang ada di sekitar Pulau Dewata.
"Kita bukan cuma mau jadi penyelenggara Annual Meeting yang sukses, tapi juga hendak memajukan sektor-sektor lain yang potensi ekonominya besar, salah satunya tourism," ujar dia di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (26/2/2018).
Advertisement
Baca Juga
Disebutkannya, ada enam lokasi di luar Bali yang secara potensi pariwisatanya baik, yaitu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Banyuwangi, Candi Borobudur di Jawa Tengah, Danau Toba, dan Toraja.
Dia melanjutkan, panitia nasional juga telah memperbaiki sarana dan fasilitas infrastruktur seperti melakukan penataan sampah, agar negara siap dilihat dunia pada 12-14 Oktober mendatang.
Terkait anggaran, Peter mengatakan, itu telah dipersiapkan, dan kini sedang mengarah ke tahap eksekusinya. Ia menjelaskan, anggaran yang telah dikeluarkan tersebut akan terserap untuk mengembangkan perekonomian lokal.
"Uang yang dikeluarkan pemerintah itu nantinya akan dinikmati oleh orang kita juga, dan punya dampak perekonomian yang besar," ucap dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
4.000 Kamar Hotel di Bali Sudah Dipesan
Sebelumnya, Bali akan menjadi tuan rumah forum ekonomi dunia Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) pada 12-14 Oktober 2018. Dalam perhelatan tersebut, Indonesia menyiapkan kebutuhan para delegasi dan peserta yang diperkirakan mencapai 15 ribu sampai 17 ribu orang dari 189 negara, salah satunya kantor singgah atau sementara.
Kepala Unit Kerja Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018, Peter Jacobs mengatakan, acara tahunan tersebut adalah pertemuan ekonomi terbesar di dunia. Para pemimpin ekonomi dunia akan berkumpul di Bali untuk membahas isu ekonomi terkini.
"Yang hadir akan sangat banyak, dan meetings-nya juga sangat banyak. Diharapkan, ada banyak hasil-hasil kebijakan yang keluar di sana," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin 26 Februari 2018.
Acara utama pertemuan tahunan ini akan berlangsung di dua tempat, yakni Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) dan Bali International Convention Center (BICC). Panitia Nasional telah menyiapkan 400-500 ruang untuk disewakan sebagai kantor sementara bagi para delegasi.
Selain itu, para delegasi dan peserta juga telah menyewa ribuan kamar di sejumlah hotel yang ada di Bali. Jacobs menyatakan, panitia nasional telah memesan 4 ribu kamar di 21 hotel, untuk delegasi yang berjumlah sekitar 18 ribu dari 189 negara.
Lebih lanjut Jacobs menambahkan, panitia nasional sudah berkoordinasi dengan kementerian dan pihak-pihak terkait, untuk menjaga keamanan dan mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi di Bali.
"Seperti erupsi Gunung Agung. Kita pastikan bahwa arah angin pada Oktober nanti tidak akan mengarah ke bandara (Ngurah Rai). Kalau sampai skenario berubah, evacuation plan juga sudah disiapkan," sebut dia.
Terkait biaya, pemerintah sudah menyiapkan lebih dari Rp 800 miliar untuk penyelenggaraan Annual Meeting IMF-World Bank 2018. Dia menghitung, perputaran uang untuk segala kegiatan di Bali pada saat hajatan besar ini berlangsung bisa melebihi anggaran pemerintah minimal sekitar US$ 100 juta atau Rp 1,36 triliun.
"Sisi positif lainnya. Kalau acara IMF ini sukses, Indonesia akan dikenal sebagai negara bersahabat yang bisa menyelenggarakan event besar dunia," kata Jacobs.
Advertisement