Liputan6.com, Jonggol - Indonesia melakukan ekspor perdana daging ayam olahan berupa nugget ke Jepang. Selain Jepang, Indonesia juga mengincar negara lain sebagai pasar ekspor produk tersebut.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor berbagai komoditas strategis pertanian, salah satunya adalah daging ayam olahan.
“Kebijakan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia pada 2045 menjadi lumbung pangan di dunia sedikit demi sedikit ingin kita buktikan. Hari ini kita melepas ekspor perdana dengan jumlah sekitar 6.571 kg ke Jepang yang merupakan langkah awal untuk menuju ekspor berikutnya,” ujar dia di Jonggol, Jawa Barat, Kamis (22/3/2018).
Advertisement
Ketut menyebut, Indonesia saat ini telah mencapai swasembada daging ayam, telur, dan DOC. Bahkan Indonesia telah mampu mengekspor telur ayam tetas (hatching eggs) ke negara Myanmar, serta mengekspor daging ayam olahan ke Papua New Guinea dan saat ini ke Jepang.
“Saya mencatat hari ini sebagai salah satu tonggak baru dalam pengembangan usaha peternakan khususnya dalam dunia perunggasan, karena produk unggas dapat menembus pasar Jepang,” kata dia.
Menurut dia, Jepang terkenal sebagai negara yang memegang prinsip keamanan pangan yang tinggi. Dengan mulai terbukanya akses pasar ke Negeri Sakura, produsen daging ayam olahan lokal diharapkan terus dapat menjaga kualitas dan meningkatkan kuantitas pengiriman produk ekspornya.
Selain itu, juga harus mampu menghadapi persaingan dengan produk Thailand, China, dan Brasil yang sudah masuk di Jepang duluan.
Peluang Terbuka
Dia mengungkapkan, peluang pasar di negara lain seperti Timur Tengah masih terbuka luas. Apalagi menurutnya, produk Indonesia mempunyai keunggulan dari segi halal dan cita rasa khas Indonesia, yaitu cita rasa yang beraroma rempah.
“Kita ini kan kaya akan rempah-rempah jadi ini jadi ciri khas Indonesia," lanjut dia.
Ketut menuturkan, setelah ekspor ke Jepang ini, selanjutnya ekspor ke Timor Leste juga segera dapat direalisasikan. Untuk itu, pemerintah akan terus mendorong dan mengawal dalam pengurusan Government to Government (G to G) dan harmonisasi standar persyaratan sanitary dengan negara-negara tujuan ekspor baru lainnya.
“Hal ini juga sebagai motivasi bagi pelaku usaha lain untuk tetap berupaya mempercepat ekspor komoditas peternakan lainnya,” tandas dia.
Advertisement