Harga Emas Naik 1 Persen karena Ketegangan Perdagangan AS-China

Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup naik USD 19,60 atau 1,5 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Apr 2018, 06:45 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2018, 06:45 WIB
20161024-Menengok Proses Pembuatan Emas Batangan di Rusia-Rusia
Pekerja menggunakan mesin untuk memberikan nomor seri pada emas batangan di pabrik logam mulia Krastsvetmet, Rusia, 24 Oktober 2016. Krastsvetmet merupakan salah satu produsen terbesar di dunia dalam industri logam mulia (Reuters/Ilya Naymushin)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik lebih dari 1 persen pada perdagangan Senin. Pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab kenaikan harga emas.

Selain itu, langkah China yang menaikkan tarif bea masuk produk impor AS mendorong peningkatan ketegangan perdagangan global sehingga mendorong investor mengoleksi aset safe haven.

Mengutip Reuters, Selasa (3/4/2018), harga emas di pasar spot naik 1,4 persen ke level USD 1.342,46 per ons pada pukul 01.34 waktu London. Harga emas sempat menyentuh level USD 1.342,97 per ounce.

Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup naik USD 19,60 atau 1,5 persen pada USD 1.346,90 per ounce.

"Peningkatan ketegangan geopolitik karena China melakukan aksi pembalasan terhadap AS mendukung harga emas," kata Jeff Klearman, manajer portofolio di GraniteShares.

Emas sering digunakan sebagai aset pelindung selama masa ketidakpastian keuangan atau politik.

Tarif Impor

20161223-China-Normal-AFP
Pemandangan Kota Beijing yang terlihat cerah, Tiongkok (23/12). Kabut asap di Beijing berangsur baik setelah angin kencang membantu mengembalikan udara segar ke kota yang telah diselimuti polusi selama hampir seminggu itu. (AFP/Greg Baker)

China mengumumkan tarif impor barang hingga 25 persen dari Amerika Serikat (AS). China mengenakan tarif baru untuk 128 produk termasuk daging, buah, dan produk dari ritel Amerika Serikat (AS). Langkah ini sebagai respons atas AS mengenakan tarif impor baru untuk aluminium dan baja AS.

Adapun pengenaan tarif impor barang dari AS tersebut dapat mencapai USD 3 miliar. Hal itu meningkatkan kekhawatiran potensi perang dagang antara AS dan China.

Kementerian Perdagangan China menyatakan menangguhkan kewajibannya kepada Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) untuk mengurangi tarif atas 120 barang AS termasuk buah.

Tarif untuk produk AS akan bertambah 15 persen. Adapun delapan produk termasuk daging bagi, juga kena tarif hingga 25 persen. Pengenaan tarif baru itu mulai efektif pada 2 April.

“Penangguhan China atas konsesi tarifnya adalah tindakan sah yang diadopsi di bawah aturan WTO untuk melindungi kepentingan China,” tulis Kementerian Keuangan China, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (2/4/2018).

China memberlakukan tarif tambahan di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Beijing dan Washington. Ini memicu ketegangan perdagangan antara China dan AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya