Sanksi AS Buat Rusia Bikin Harga Emas Makin Kinclong

Harga emas di pasar spot naik 0,06 persen ke posisi US$ 1.346,40 per ounce.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 18 Apr 2018, 06:45 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2018, 06:45 WIB
Ilustrasi Harga Emas Naik 1
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik tipis pada perdagangan Selasa karena kekhawatiran investor atas ketegangan geopolitik di Suriah semakin mereda. Investor memilih komoditas emas sebagai instrumen yang aman untuk berinvestasi.

Mengutip Reuters, Rabu (18/4/2018), harga emas di pasar spot naik 0,06 persen ke posisi US$ 1.346,40 per ounce pada pukul 1.37 siang waktu New York.

Sementara harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Juni merosot US$ 1,20 atau 0,1 persen ke harga US$ 1.349,50 per ounce.

"Orang-orang enggan melepas emas mereka meskipun ketegangan telah mereda. Tapi saya pikir mereka belum akan menjual emas," ujar TD Securities Commodities Strategist, Ryan McKay.

Harga emas menguat ke level tertinggi pekan lalu karena ketegangan geopolitik di Suriah memanas. Walaupun telah surut, namun kekhawatiran sanksi AS terhadap Rusia masih tetap ada.

Selain itu, kurva imbal hasil obligasi AS flat setelah Donald Trump mencalonkan Richard Clarida sebagai Wakil Ketua Fed. Kurva yang datar biasanya mencerminkan pandangan rencana Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Ini akan menjadi sinyal kekhawatiran atas prospek ekonomi makro.

"Pasar menunggu untuk melihat apa yang akan dilakukan The Fed. Untuk menyesuaikan suku bunga, mereka harus memiliki data," kata Executive Vice President dari Investment Service Dillon Gage, Walter Pehowich.

Di pasar uang, dolar AS terhadap mata uang Euro landai setelah mencapai nilai tinggi di tiga minggu dalam perdagangan sebelumnya.

Selain harga emas, harga perak pun terkerek naik 0,9 persen menjadi US$ 16,75 per ounce. Sementara harga platinum menanjak 1,3 persen ke harga US$ 935,70 per ounce setelah sebelumnya menyentuh tertinggi enam hari seharga US$ 936,90 per ounce.

Risiko Konflik Suriah Mereda, Harga Emas Tetap Melambung

Ilustrasi Harga Emas Naik
Ilustrasi Harga Emas Naik

Harga emas naik pada perdagangan Senin yang lebih disebabkan oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Harga emas tetap naik meskipun kekhawatiran akan adanya konflik di Suriah mereda.

Mengutip Reuters, Selasa (17/4/2018), harga emas di pasar spot emas naik 0,10 persen pada USD 1.346,31 per ounce pada pukul 2.49 siang waktu New York.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup naik 0,21 persen menjadi USD 1.350,70 per ounce.

Pada pekan kemarin harga emas meloncat karena adanya kekhawatiran geopolitik terkait konflik di Suriah. Namun memang kenaikan harga emas sedikit tertahan karena adanya ekspektasi kenaikan suku bunga AS ke level yang lebih tinggi.

Pasukan dari AS, Inggris dan Prancis melakukan serangan udara ke Suriah pada Sabtu, dengan target tiga fasilitas senjata kimia utama di Suriah.

Dengan adanya aksi serangan tersebut harga emas naik mencapai USD 1.350,53 per ounce di pasar berjangka. Namun kenaikan tersebut tertahan karena belum terlihat lagi aksi balasan dan adanya serangan lanjutan.

"Beberapa risiko lain menyusul usai adanya serangan udara tersebut," jelas analis Capital Economics Simona Gambarini. Namun memang, ia melanjutkan, sampai saat ini risiko tersebut belum terliihat sehingga harga emas tidak melonjak tinggi.

Untuk diketahui, bersama koalisi militernya, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris melancarkan serangan militer ke Suriah. Menurut Presiden Amerika Serikat Donald Trump, tindakan ini dilakukan untuk merespons serangan senjata kimia di negara tersebut.

Dikutip dari laman BBC, pada Sabtu kemarin, kebenaran serangan militer itu disampaikan secara langsung oleh Trump lewat siaran televisi.

"Sebuah operasi gabungan bersama angkatan bersenjata Prancis dan Inggris tengah berlangsung saat ini," ujar Presiden Amerika Serikat tersebut.

Dalam pidatonya, Trump telah memberi persetujuan atas serangan militer di lokasi penyerangan senjata kimia di Suriah. Serangan ini dilancarkan sebagai balasan Amerika Serikat terhadap serangan senjata kimia di Douma pekan lalu, yang menurutnya dilakukan oleh pemerintah Suriah. Sejumlah ledakan pun dilaporkan telah terjadi di dekat ibu kota Suriah, Damaskus.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May membenarkan keterlibatan negaranya. "Tak ada alternatif praktis lainnya selain tindakan militer."

Meski demikian, Theresa May menegaskan bahwa serangan ini dilancarkan bukan dengan maksud mendesak pergantian rezim.

Presiden Trump mengatakan, serangan-serangan ini diarahkan pada sasaran terkait -- lokasi yang dinilai menjadi pusat kemampuan senjata kimia pemerintah Suriah.

Trump juga mengatakan, tujuan serangan militer ini dimaksud untuk membangun pencegahan terhadap produksi, penyebaran, hingga penggunaan senjata kimia.

Dikatakan oleh Trump, dugaan serangan kimia di Douma yang menurutnya dilancarkan oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad, bukanlah tindakan yang dilakukan oleh seorang lelaki, melainkan kejahatan yang dilakukan oleh monster.

Di lain sisi, Suriah membantah tuduhan telah melakukan serangan senjata kimia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya