Liputan6.com, Jakarta Pedagang mengklaim Stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, melimpah dan dapat mencukupi permintaan selama Bulan Ramadan 2018. Namun pedagang belum bisa memastikan apakah persediaan tersebut mencukupi untuk beberapa bulan ke depan.
"Laporan saya kalau untuk sampai Lebaran cukup, tapi untuk sesudah Lebaran enggak jamin," kata Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Zulkifli Rasyid, kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sempat mengunjungi Gudang Beras Cipinang untuk mengecek pasokan bahan pangan utama rakyat Indonesia itu aman menghadapi bulan puasa nanti.
Di sana, Sandi mendapati jumlah stok beras yang tersedia hingga mencapai 42.116 ton. Jika dikonversikan dalam rupiah, nilai total beras yang ada di Gudang Beras Cipinang menyentuh sekitar Rp 120 miliar.
Selain itu, masih ada juga stok beras di Pasar Modern senilai Rp 50 miliar, dan di PD Pasar Jaya yang sebesar Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar.
Meskipun melimpah, Zulkifli mengatakan, jumlah stok beras lokal tersebut dinilainya masih kurang untuk pasokan seusai Ramasan Tapi, pemerintah sudah mengantisipasinya dengan mendatangkan beras impor.
"Kalau stok beras lokal itu ada, tapi kayaknya kurang. Tapi kan kita punya stok beras luar negeri, yang katanya ada 1,2 juta ton," pungkas dia.
Pemerintah Impor Beras Lagi 500 Ribu Ton hingga Juli Ini
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan pemerintah kembali menerbitkan izin impor beras sebanyak 500 ribu ton kepada Perum Bulog. Nantinya, izin impor tersebut akan dibatasi hingga Juli ini.
"Sudah ada. Jadi sudah kita luncurkan sampai Juli. Terserah Bulog, tapi intinya kita itu memberikan negara asal ke mereka (Bulog). Ada Myanmar, Thailand, Kamboja, Pakistan, India. Total keseluruhan 500 ribu," ungkap Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan pada 15 Mei 2018.
"Pokoknya saya sudah menjalankan tugas saya dengan memberikan persetujuan impor untuk 500 (ribu ton) yang kedua," tambah Oke.
Oke mengatakan, alasan penambahan tersebut sebagai bentuk upaya pemerintah untuk menurunkan harga beras yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan.
"Karena dibutuhkan. Dalam negeri pasokan dan harga maish tinggi," imbuhnya.
Sebagai informasi, pada awal 2018, pemerintah telah memutuskan mengimpor beras dari Vietnam dan Thailand sebanyak 500 ribu ton. Dengan adanya penambahan ini, maka total impor beras yang dikeluarkan pemerintah mencapai 1 juta ton.
Advertisement