Liputan6.com, Indramayu - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan untuk mencapai kesejahteraan, maka rakyat tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, harus terorganisir. Termasuk petani Indonesia tidak bisa lagi membentuk gabungan kelompok tani (gapoktan), melainkan harus menjadi kelompok besar.
Salah satunya melalui pembentukan PT Mitra BumDes Bersama (MBB) di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dengan adanya badan usaha ini, diharapkan keuntungan petani akan lebih besar. Sebab menurutnya, keuntungan terbesar dari pertanian itu didapat bukan dari pra tanam atau saat menanam, tetapi yang paling banyak adalah di pasca panen.
Advertisement
Baca Juga
"Bagaimana rendemen saat masuk ke rice milling unit ke penggilingan banyak yang rusak atau tidak di situ. Yang kedua, saat kita menjual beras itu, untungnya yang paling besar ada di situ. Jadi kalau petani itu masih berjualan gabah, sampai kapan pun saya percaya, sampai kapanpun tidak akan ada peningkatan kesejahteraan petani," kata Jokowi, Kamis (7/6/2018).
Melalui PT MBB ini, maka petani bisa menjual berasnya dalam bentuk kemasan. Selain itu, petani bisa memisahkan kualitas beras, sehingga beras yang dijual bisa menjadi kualitas medium hingga premium.
"Kemudian menjualnya juga tidak lewat tengkulak, tangan satu, tangan dua, tangan tiga, tangan empat tangan lima, rantai yang harus dilalui petani. Sehingga petani bisa berjualan beras, baru di situlah nanti petani akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak," imbuhnya.
"Mitra BumDes Bersama di Indramayu ini adalah sebuah contoh pertama yang akan saya ikuti, saya akan lihat selama enam bulan nanti ke depan. Kalau berjalan dengan baik, kita akan lakukan di seluruh tanah air," tutur Jokowi.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, jumlah penduduk orang miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta orang pada Maret 2017. Dirinci lebih dalam, jumlah penduduk miskin yang ada di kota pada Maret 2017 mencapai 10,67 juta orang. Sedangkan jumlah orang miskin di desa jauh lebih besar sebanyak 17,10 juta orang.
"Daerah pedesaan merupakan pusatnya orang miskin. Karena 51 persen orang miskin bekerja di sektor pertanian," kata Kepala BPS, Suhariyanto .
Â
Reporter :Â Siti Nur Azzura
Sumber : Merdeka.com
Resmikan Program Kewirausahaan Tani
Presiden Jokowi meresmikan program kewirausahaan tani dan digitalisasi pertanian di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Program ini bertujuan untuk membantu petani lebih mandiri dan memiliki daya tawar lebih baik, sehingga bisa memberikan kesejahteraan lebih baik kepada petani.
"Supaya kita bisa memenangkan persaingan dan kompetisi dunia utamanya di bidang pangan, oleh sebab itu dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim pada pagi hari ini saya resmikan dimulainya program kewirausahaan dan digitalisasi pertanian di Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu provinsi Jawa Barat," kata Jokowi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, program ini dikembangkan di kawasan perintis kewirausahaan pertanian di sembilan kabupaten di Jawa Barat, yakni Indramayu, Karawang, Purwakarta, Cianjur, Garut, Ciamis, Sumedang, Majalengka, dan Tasikmalaya. Dan dikoordinasikan oleh BUMN di masing-masing wilayah melalui pembentukan Mitra BumDes Bersama (MBB).
MBB merupakan badan usaha yang 51 persen saham dimiliki MBM, yang merupakan anak usaha dari tujuh bumn. Sementara 49 persen saham dimiliki perkumpulan gapoktan bersama dan perkumpulan bumdes bersama dari 14 desa. Sedangkan pembagian hasil usaha tidak mencerminkan porsi saham di atas, melainkan 80 persen untuk perkumpulan gapoktan dan bumDes, sedangkan 20 persen untuk PT MBM.
"Keterlibatan di dalam MBB ini adalah untuk mendukung manajemen profesional dan teknologi informasi digital, sehingga diharapkan pengelolaan MBB lebih profesional dan governance," terangnya.Â
Untuk PT MBB Sliyeg, lanjutnya, sudah memiliki sarana pasca panen, yakni sentra pengolahan beras terpadu (spbt) modern di atas tanah seluas 3.700 meter persegi dengan kapasitas 2 ton per jam yang mampu memisahkan kulit beras menyosok beras, sampai memisahkan kualitas beras, dan mengemas beras. Mesin pengering padi yang dapat mengeringkan gabah kering panen sebanyak 30 ton dalam satu siklus pengeringan selama 16-18 jam. Gudang beras berkapasitas 500 ton berikut sarana perkantoran dan sarana pendukung lainnya.
Sementara itu, dari 7.009 orang di Kecamatan Sliyeg, telah diserahkan kartu Tani kepada 2.993 petani dan sebanyak 1.158 petani di antaranya telah menerima fasilitas kredit usaha rakyat. Dengan pemberian fasilitas ini, diharapkan seluruh kebutuhan tanam petani dapat terpenuhi dengan baik berikut jaminan biaya hidup sampai dengan musim panen.
Selain itu, agar seluruh 7.009 petani di Sliyeg mendapatkan akses pembiayaan murah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan tingkat bunga tujuh persen per tahun, dalam waktu dekat pihak Bank Mandiri akan segera menuntaskan administrasi para petani. Diharapkan, program kewirausahaan pertanian ini dapat terwujud sebagai program yang dapat ikut memajukan dan masyarakat petani.
"Khusus untuk bapak dan ibu petani sekecamatan Sliyeg yang kami banggakan, kami persilakan Bapak dan Ibu untuk memanfaatkan seluruh fasilitas PT MBB Sliyeg, khususnya fasilitas sentra pengelolaan beras terpadu ini yang sudah didirikan baru-baru ini. Karena ini semua adalah milik Bapak Ibu petani Kecamatan Sliyeg," tutupnya.
Advertisement