Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) tidak memberikan libur dan cuti bagi petugas saat lebaran Idul Fitri. Pasalnya, para petugas tersebut harus siaga untuk menjaga pelayanan dan kehandalan pasokan listrik selama hari raya.
Direktur PLN Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS mengatakan, ‎PLN telah menyiagakan petugas selama 24 jam dari H-10 sampai H+7 lebaran Idul Fitri 2018. Langkah tersebut untuk menjaga kehandalan pasokan listrik selama Lebaran.
"PLN sudah siap-siap karena rutin, kami sudah upadate teman-teman tetap semangat, supaya masyarakat dapat merayakan Idul Fitri dengan tenang nyaman, PLN harus siap 24 jam,‎" kata Haryanto, di Jakarta, Kamis (14/6/2018).
Advertisement
Baca Juga
Untuk menjaga pelayanan dan pasokan listrik tetap handal saat Lebaran, petugas akan bersiaga mengantisipasi dan menanggulangi pemadaman listrik dengan cepat.
Haryanto menyebut‎kan petugas yang tidak libur dan cuti saat lebaran adalah operator pembangkit, gardu Induk, pelayanan teknis dan gangguan, kepala cabang dan pejabat terkait.
PLN menyiagakan 26 ribu petugas di seluruh Indonesia untuk tetap memberikan pelayanan saat Lebaran, 1.600 diantaranya bertugas di Jakarta.
Petugas di seluruh Indonesia 26 ribu pegawai, Jakarta saja 1.600 karyawan. Siaga dari H-10 sampai H+7, enggak boleh libur dan enggak boleh cuti," tandasnya.
PLN Kurangi Pengoperasian Pembangkit
Sebelumnya, PLN mengurangi pengoperasian pembangkit listrik di sistem kelistrikan Jawa dan Bali menjelang‎ dan saat hari raya Idul Fitri. Pengurangan pengoperasian pembangkut ini untuk menyesuaikan konsumsi listrik yang mengalami penurunan saat momen Lebaran.
General Manager PLN Pusat Pengatur Beban (P2B) Eko Yudo Pramono mengatakan, PLN memprioritaskan untuk mengurangi pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada sistem kelistrikan Jawa Bali. Rencananya, akan ada 17 unit pembangkit diistirahatkan dengan total kapasitas listrik yang berkurang mencapai 7.743 Mega Watt (MW).
"Kami harus men-standby-kan PLTU dengan target 7.743 MW. Jadi ada beberapa PLTU tidak kami operasikan,"‎ kata Eko pada 12 Juni 2018.Â
PLTU yang akan diistirahatkan adalah PLTU yang dioperasikan PLN dan‎ produsen listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP). Rata-rata PLTU yang tidak beroeprasi memiliki stok batu bara di bawah 10 hari.
"Rasio PLTU yang kami matikan lebih banyak dari yang hidup. Jadi yang kami operasikan sekarang yang punya stok batu bara di atas 10 hari‎," paparnya.
PLNÂ memilih menghentikan pengoperasian PLTU untuk menghindari kerusakan mesin. Pasalnya, pembangkit tersebut memiliki keterbatasan minimal dalam memasok listrik, sementara konsumsi listrik saat Lebaran mengalami penurunan.
"PLTU dimatikan karena PLTU punya batasan operasi minimal. Kalau di bawah minimal mesinnya bisa rusak makanya kami lepas. Selain itu kami punya beban juga berkurang," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement