Dominasi Dana Obligasi Pelindo IV buat Pelabuhan di Makassar

Pelindo IV akan menerbitkan obligasi untuk Pelabuhan Bitung, Kendari New Port, Pelabuhan Pantoloan Palu, dan Makassar New Port.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Jul 2018, 13:17 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2018, 13:17 WIB
Ilustrasi pelabuhan
Ilustrasi pelabuhan (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) atau disebut Pelindo IV menggunakan hasil penerbitan obligasi sebagian besar untuk pembangunan Makassar New Port (MNP). Selain itu, sisanya untuk pembangunan berbagai proyek strategis di empat pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia antara lain Pelabuhan Bitung, Kendari New Port (KNP) dan Pelabuhan Pantoloan Palu.

Direktur Utama Pelindo IV Doso Agung menyatakan, dana hasil penerbitan obligasi ini untuk pembiayaan bagi empat pelabuhan tersebut. Ia menyebutkan, sepertiga dananya akan diberikan untuk pembangunan MNP.

"Makassar New Port itu obligasinya paling sepertiganya karena sebagian besar sudah pakai dana kita. Dana internal kami sudah masuk di sana juga," ucap dia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (5/7/2018).

Perseroan juga melakukan efisiensi dalam proyek MNP hampir sebanyak Rp 600 miliar. Dengan begitu, lanjutnya, hal tersebut bisa memperluas rencana pembangunan dermaga milik Pelindo IV, dari hanya 320 meter menjadi 1.000 meter.

"Poin kuat Pelindo IV ini kita melambungkan proyek-proyek strategis yang sudah kami mulai, jadi bukan yang baru mulai. Makassar New Port ini sudah mulai (dibangun), InsyaAllah akhir tahun ini selesai," kata dia.

Agung mengatakan, perseroan jasa pelabuhan ini juga ke depan akan kembali menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun. Jika ditotal, obligasi yang diterbitkan oleh Pelindo IV mencapai Rp 5 triliun.

Adapun ia menyampaikan, pembangunan empat pelabuhan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi disparitas harga di kawasan timur Indonesia. Surat utang ini dinamai 'Konektivitas Indonesia' yang berarti sebuah harapan agar konektivitas antar daerah di Indonesia Timur dapat lebih tersambung.

"Kita berharap pembangunan dan konektivitas Indonesia Timur bisa cepat terwujud. Luas wilayah yang kami tangani kan 50 persen dari wilayah Indonesia, artinya 50 persen wilayah ini bisa kami tangani," pungkas dia.

 

Pelindo IV Resmi Catatkan Obligasi Rp 3 Triliun di BEI

(Foto: Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)
Pencatatan obligasi Pelindo IV (Foto:Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

Sebelumnya, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) atau disebut Pelindo IV resmi mencatatkan obligasinya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 3 triliun. 

Obligasi ini untuk pembangunan berbagai proyek strategis yang sudah dilakukan sebelumnya di beberapa pelabuhan Kawasan Timur Indonesia (KTI), yaitu Makassar New Port, Pelabuhan Bitung, Kendari New Port dan Pelabuhan Pantoloan-Palu.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno pun mengapresiasi upaya positif tersebut. Dia optimistis jika penerbitan obligasi Pelindo IV ini akan semakin mempercepat pembangunan konektivitas di wilayah KTI. 

"Saya apresiasi langkah strategis PT Pelindo IV dalam upaya mencari sumber-sumber pembiayaan di luar APBN untuk menyelesaikan program strategis nasional yang ketika beroperasi nanti tentunya akan membawa banyak keuntungan bagi perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia Timur," kata Menteri Rini dalam sambutannya yang disampaikan oleh Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro saat menghadiri peresmian obligasi I Pelindo IV di BEI, Jakarta, Kamis 5 Juli 2018.

Aloysius menuturkan, pihak Kementerian BUMN selalu mendorong agar BUMN bisa lebih mandiri dalam pendanaan, transparan, dan berorientasi kepada kepentingan nasional.

Jadi menjalankan pembangunan, baik pemerintah maupun BUMN tidak lagi hanya bergantung pada APBN. Sebagaimana fungsinya, BUMN adalah agen pembangunan yang bisa memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. 

"Untuk itu, kami terus mendorong perusahaan negara agar meningkatkan keuangan tidak hanya melalui leveraging, tetapi juga alternatif lainnya yang sudah dilakukan sekarang seperti sekuritisasi aset, IPO anak usaha, perpetual bonds, RDPT berbasis ekuitas, Joint Venture dengan pihak swasta nasional maupun global khususnya untuk greenfield projects, dan lain sebagainya," kata Aloy.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya