Geopark Berpotensi Tambah Devisa Indonesia

Geopark dapat menarik wisatawan asing berkunjung ke Indonesia.

oleh Merdeka.com diperbarui 12 Jul 2018, 14:15 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2018, 14:15 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan membuka konferensi Nasional Geopark Indonesia I yang diadakan di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan membuka konferensi Nasional Geopark Indonesia I yang diadakan di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (12/7/2018).

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan yang memiliki label geopark atau taman bumi tidak hanya menjadikan tujuan wisata alam saja. Namun, kawasan itu juga dapat dimanfaatkan agar mendorong masuknya wisatawan asing ke daerah tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, geopark merupakan salah satu potensi yang sangat besar terhadap penerimaan negara.

Dia menuturkan, saat ini ada sekitar 80 lebih kawasan yang menjadi kandidat warisan bumi yang berpotensi masuk geopark nasional dan UNESCO Global Geopark.

"Dan ini harus kita kapitalisasi untuk bisa mendatangkan turis. Kita melihat Indonesia sebetulnya sangat kaya. Saya jujur juga, melihat turis itu sebelah mata. Waktu saya baru masuk pemerintahan saya kira turis itu hanya begitulah. Tapi saya baru tahu penghasil devisa yang paling besar adalah berasal dari turis," ujar dia saat membuka Konferensi Nasional I Geopark Indonesia, di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (12/7/2018).

Luhut mengatakan, penetapan geopark di daerah atau kawasan tertentu menjadi penting. Sebab, dengan masuknya kawasan tersebut menjadi geopark akan mendorong pertumbuhan ekonomi sekitar wilayah itu.

"Mengapa perlu penetapan geopark ini? Saya tidak tahu Ciletuh itu geopark. Ternyata itu luar biasa dengan sosialisasi kita buat UMKM dan lain lain turis akan datang. Hanya satu daerah, kita pikir Indonesia itu sangat kaya kalau kita bisa memanfaatkan itu semua," kata dia.

Oleh karena itu, lanjut Luhut, dalam perkembangannya geopark tidak dapat dijalankan secara sepihak. Perlu ada dukungan-dukungan dari kementerian atau lembaga terkait lainnya.

"Geopark ini harus didukung dengan aturan aturan yang ada dan harus diharmonisasikan dan jangan aturan ini membuat kita justru menghambat. Mari kita kerja secara terintegrasi dan geopark itu harus didukung oleh kementerian lembaga," tutur dia.

"Semoga dengan ada ini dapat memacu sinkronisasi dan harmonisasi sehingga kita berharap 20 juta turis bisa tercapai. Dan ini keinginan kita semua," tutur Luhut.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Tantangan Pertahankan Ciletuh-Pelabuhanratu sebagai Geopark Dunia

Menikmati Keindahan Curug Awang yang Jadi Ikon Ciletuh Geopark
Pemandangan Curug Awang yang berada di desa Taman Jaya, Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat (24/6). Curug Awang sendiri adalah air terjun pertama dari deretan tiga air terjun di sungai Ciletuh yang ada di desa Taman Jaya. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengadakan syukuran atas disahkannya Geopark Ciletuh-Palabuhanratu oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) menjadi UNESCO Global Geopark (UGG) periode 17 April 2018 hingga 16 April 2022.

"Tidak mudah untuk mendapat pengakuan dari UNESCO dan apalagi untuk bisa mempertahankannya," ucap mantan Dubes/Dewatap RI di UNESCO, Profesor TA Fauzi Soelaiman di Bandung, Senin, 4 Juni 2018, diwartakan Antara.

Menurut Fauzi, Bupati Sukabumi menyatakan dibutuhkan waktu lebih dari 13 tahun sejak ide agar Geopark Ciletuh-Palabuhanratu dapat dibentuk dan kemudian dapat diakui oleh badan khusus PBB yang didirikan pada 1945 ini, sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG) .

Ia menjelaskan, proses untuk Geopark Ciletuh-Palabuhanratu dapat mengikuti UNESCO Global Geopark (UGG) menempuh perjalanan panjang. Bahkan, untuk sampai ke sana dibutuhkan waktu lima jam dari Bandung, pada akhir tahun lalu.

Tidak mengherankan bila pada bulan suci Ramadan, Gubernur Ahmad Heryawan atau yang akrab disapa Aher itu mengadakan acara khusus syukuran atas penetapan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sebagai UGG di Gedung Sate, Bandung, Minggu, 3 Juni 2018.

Dalam syukuran itu Gubernur Aher juga menyerahkan piagam penghargaan kepada sejumlah pihak yang terlibat termasuk Profesor T. A. Fauzi Soelaiman sebagai bagian dari tim yang telah berperan aktif dalam proses pencapaian Geopark Ciletuh- Palabuhanratu menjadi UNESCO Global Geopark (UGG).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya