Harga Telur Meroket, Mendag Panggil Pelaku Usaha Pekan Depan

Mendag Enggartiasto Lukita menuturkan, dengan kumpulkan pemangku kepentingan dapat terlihat jelas penyebab kenaikan harga telur.

oleh Merdeka.com diperbarui 13 Jul 2018, 21:34 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2018, 21:34 WIB
(Foto: Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (Foto:Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berencana memanggil seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan termasuk para pelaku usaha peternakan pada Senin 16 Juli 2018. Hal itu sebagai tindak lanjut kenaikan harga telur ayam yang terus meroket beberapa pekan ini.

"Harga telur naik dan ayam naik dan semua kita sadari kenaikan harga ini prinsip ilmu ekonomi soal supply dan demand. Secara rinci, Senin setelah kami undang seluruh stakeholder peternak, penjual pakan yang besar dan kecil untuk dibahas dan evaluasi," kata Enggartiasto saat melakukan konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (13/7/2018).

Dengan mengumpulkan seluruh stakeholder terkait, Lanjut Enggartiasto, akan terlihat secara jelas apakah yang menjadi penyebab kenaikan harga tersebut. "Apakah benar karena nilai tukar yang komponen impor sekian persen tapi itu bukan satu satunya," imbuh dia.

"Kemudian apa saja? tunggu Senin kalau sekarang validitasnya diragukan. Tapi kalau Senin datanya lebih valid berapa persen penurunan suplai pangan ditanya standarnya kita tidak tau taunya Senin setelah seluruh stakeholder ikut," tambah dia.

Sebelumnya, harga telur ayam di berbagai daerah terus mengalami kenaikan dalam beberapa waktu belakangan. Kenaikan tertinggi di DKI Jakarta terjadi di Pasar Pesanggrahan sebesar Rp 30.000 per Kilogram (Kg). Demikian dikutip dari infopangan jakarta, Rabu 11 Juli 2018.

Bahkan, Enggartiasto Lukita mengatakan, kenaikan harga telur ayam dipicu oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar 14.300. Hal ini kemudian berdampak pada kenaikan pakan ayam.

"Harga pakan naik karena dolar AS ya. Nanti kita akan duduk bersama-sama dengan penjual pakan berapa sih anda untungnya, dengan kenaikan ini berapa, bagaimana," ujar dia di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Harga Telur di Pasar Tradisional

Harga-Telur-Ayam
Pekerja memilih telur ayam diagen, Jakarta, Senin (27/3). Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat menilai pemerintah lamban mengatasi kondisi kelebihan pasokan ayam hidup dan telur, menyebabkan harga jatuh di tingkat peternak. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Diketahui, harga telur di Pasar Cikampek melonjak dalam satu pekan terakhir. Mimin, salah satu pedagang telur di Pasar Cikampek mengatakan, harga telur terus meroket setelah Lebaran apalagi dalam seminggu terakhir, untuk hari ini pedagang menjual telur dengan harga Rp 28.000 per Kg.

"Sebelumnya hanya dijual Rp 20.000 hingga Rp 22.000 per Kg, sekarang saya jual Rp 28.000 per Kg. Naik terus," kata Mimin.

Di tempat terpisah, harga telur ayam di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, melonjak setelah Lebaran. Pantauan Merdeka.com, kenaikan harga telur bervariasi di tiap pedagang.

Salah satu pedagang telur di Pasar Tanah Abang, Udin, mengatakan harga telur terus meroket setelah lebaran. Per hari ini dia menjual telur dengan harga Rp 27.000 per kg.

"Sekarang saya jual Rp 27.000 satu kg. Naik terus. Kemarin Rp 26.000. Sebelumnya Rp 25.000. Sudah naik beberapa kali. Seminggu yang lalu masih Rp 24.000," ungkapnya kepada Merdeka.com, di Jakarta.

Dia mengaku tidak terlalu paham penyebab kenaikan harga telur. Pokoknya jika harga beli dari distributor langganannya naik, maka harga jualnya pun naik. Menurut dia, harga masih akan naik hingga Rp 28.000.

"Tak tahu juga ya. Pokoknya tiap masuk stok baru pasti naik. Ini ada yang saya jual Rp 26.000 karena stok yang kemarin. Kalau masuk lagi yang baru, bisa Rp 28.000," katanya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya