Sri Mulyani: Pegawai Pajak Emban Amanat Penting Jaga NKRI

Menkeu Sri Mulyani menuturkan, pajak adalah tulang punggung, bila tidak dijaga akan timbulkan kelumpuhan sendi-sendi RI.

oleh Merdeka.com diperbarui 14 Jul 2018, 09:44 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2018, 09:44 WIB
(Foto: Liputan6.com/Ilyas I)
Pegawai Ditjen Pajak merayakan peringatan Hari Pajak dengan menggelar upacara bersama pada Sabtu (14/7/2018) (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)

Liputan6.com, Jakarta - Seluruh pegawai Direktorat Jenderal Pajak merayakan peringatan Hari Pajak dengan menggelar apel bersama di lapangan depan gedung Marie Muhammad, DJP, Jakarta, Sabtu (14/7/2018). Menteri Keuangan Sri Mulyani pun hadir sebagai Pembina Upacara.

Pantauan Merdeka.com, peserta apel tampak mengenakan atasan putih dipadu bawahan hitam. Sementara tamu undangan serta pensiun pegawai Ditjen Pajak mengenakan batik.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati yang bertindak sebagai Pembina Upacara, tampak mengenakan Pakaian dinas upacara, berwarna putih.

Dalam sambutannya, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini kembali mengingatkan segenap pegawai DJP akan pentingnya proses pengumpulan pajak.

"Saat ini kurang lebih 83 persen dari pendapatan negara dari pajak. Apa yang akan terjadi apabila pajak tidak terus menerus kita bangun dan perkuat. Apa yang akan terjadi dengan upaya pemberantasan kemiskinan, kesenjangan dan menciptakan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur," kata dia.

Oleh karena itu, dia mengharapkan peringatan Hari Pajak selalu memberikan motivasi bagi setiap petugas pajak untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.

"Seperti tubuh manusia, pajak adalah tulang punggung, penopang agar dapat berdiri tegap. Bila kita tidak menjaga dia akan menjadi rapuh, bongkok dan lambat laun akan menimbulkan kelumpuhan sendi-sendi NKRI," ujar dia.

"Anda (petugas pajak) mengemban amanat begitu penting dalam menjaga keberlangsungan negara republik Indonesia. Kita perlu terus mensosialisasikan kepada masyarakat terutama generasi muda akan pentingnya pajak bagi pembangunan," tambah dia.

Dalam apel peringatan ini, Sri Mulyani juga memberikan penghargaan kepada Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Terbaik di seluruh Indonesia.

Selain itu, Sri Mulyani juga memberikan penghargaan kepada juara berbagai lomba yang diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Pajak, seperti lomba penulisan artikel pajak tingkat mahasiswa, serta lomba tarik suara tingkat mahasiswa bertajuk "Tax Idol".

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

Jadi Tulang Punggung Negara, WNI Diingatkan Wajib Bayar Pajak

Ilustrasi Pajak
Ilustrasi Pajak (iStockphoto)​

Sebelumnya, masyarakat diingatkan perihal pentingnya arti pajak bagi sebuah negara. Uang pajak dinilai berperan penting pada pembangunan di Indonesia.

"Pajak adalah tulang punggung negara kita. Masyarakat harus paham betapa pajak memiliki peran penting dalam memperkokoh perekonomian dan pembangunan Indonesia,” kata Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun, Rabu 11 Juli 2018.

Mantan pegawai DJP Kemenkeu itu menyinggung soal rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Hal itu terlihat pada angka tax ratio.

Menurut Misbakhun, angka produk domestik bruto (PDB) Indonesia terus mengalami kenaikan. Sedangkan tax ratio Indonesia termasuk dari sumber daya alam (SDA) migas dan pertambangan di hanya angka 11 persen.

"Pertanyaan besarnya adalah kenapa sampai saat ini tax ratio kita cenderung menurun setiap baselinePDB kita naik?” ujarnya.

“Tax ratio 11,6 persen adalah angka yang tentunya jauh dari harapan banyak pihak," dia menambahkan.

Legislator Partai Golkar itu menegaskan, tidak ada satu pun masyarakat Indonesia yang bisa lepas dalam membayar pajak.

“Sejak lahir saja dia sudah menjadi pembayar pajak, walaupun yang dibayar adalah PPN (pajak pertambahan nilai, red),” ujarnya.

Dia menjelaskan, merujuk teori kontrak sosial maka negara mengikat masyarakatnya melalui pajak dalam model apa pun. “Inilah yang ingin saya sadarkan bahwa Anda tidak bisa melawan negara dalam peran menjalankan kewajiban," ujarnya.

Lebih lanjut Misbakhun mengatakan, saat ini sekitar 80 persen penerimaaan negara dari pajak. Selanjutnya, pajak digunakan untuk pembiayaan pembangunan.

“National interest kita tidak boleh diganggu. Saya berdiri di sini bertujuan ingin membangun kesadaran bersama. Pajak itu adalah bagian dari penghidupan kita sampai mati. Ini adalah semua kesadaran bersama," pungkasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya