Liputan6.com, Jakarta Maskapai penerbangan AirAsia mengaku tertarik membuka rute baru ke Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Salah satu daya tarik dari Banyuwangi adalah potensi wisata alam dan kebudayaan yang dianggap cukup potensial.
CEO AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan menjelaskan, saat ini perusahaan tengah melakukan kajian antara lain perihal waktu membuka penerbangan ke Banyuwangi. Rencananya, yang akan dikoneksikan AirAsia dengan Banyuwangi adalah Kuala Lumpur, Malaysia.
"Kalau Banyuwangi kita memang sudah survei. Hanya saja untuk saat ini sepertinya runway-nya belum cukup untuk melayani A320. Jadi kita menunggu pengembangan yang sedang dilakukan Angkasa Pura II," kata Dendy di kantornya, Cengkareng, Selasa (24/7/2018).
Advertisement
Dari informasi yang didapatkan dari Angkasa Pura II, perpanjangan runway di Bandara Banyuwangi akan selesai pada Oktober. Karena pengembangan juga dalam mendukung perhelatan IMF/World Bank Meeting.
Hal yang menjadi daya tarik lain bagi AirAsia untuk mengembangkan penerbangan ke Banyuwangi, terkait rencana pengembangan bandara dengan konsep Low Cost Carrier (LCC). Hal ini sejalan dengan kosep AirAsia yang juga sebagai maskapai LCC. "Kalau dari pariwisata, terus terang bagus sekali," tegas dia.
Seperti diketahui, tidak hanya Banyuwangi, AirAsia dalam waktu dekat akan membuka rute internasional baru ke Indonesia, yaitu Silangit-Kuala Lumpur.
"Kalau untuk ke Silangit tunggu sebentar lagi, nanti yang akan operasikan AirAsia Malaysia. Karena memang rotasi pesawatnya dari sana yang pas, itu tetep satu group kita," pungkasnya.Â
Bandara Banyuwangi akan Difokuskan untuk Penerbangan Berbiaya Murah
PT Angkasa Pura (AP) II sedang mengembangkan Bandara Banyuwangi di Jawa Timur. Sesuai dengan arahan Menteri BUMN, Bandara Banyuwangi, Bali, serta Lombok (BBL) akan menjadi tourism triangle untuk menyinergikan pariwisata di ketiga daerah tersebut.
Dalam rangka mendukung program tersebut Bandara Banyuwangi rencananya akan dikembangkan menjadi Low Cost Carrier Airport (LCCA).
Baca Juga
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan hal ini selaras dengan target Kementerian Pariwisata yaitu mencapai 20 juta wisman pada 2020.
Adapun konsep LCCA/LCCT menjadi pilihan untuk mendorong datangnya wisata mancanegara ke Indonesia.
"Dengan pertumbuhan penumpang low cost carrier yang naik 55 persen per tahun, di mana jauh lebih tinggi dibandingkan dengan full service carriers (FSC) yang hanya sekitar 7 persen, pengembangan LCCA dan konsep Tourim Airport yang diusung Bandara Banyuwangi dapat mengakselerasi perkembangan pariwisata di daerah Jawa Timur," jelas dia dalam keterangan tertulis, Minggu (22/7/2018).
Pengembangan Bandara Banyuwangi ini juga sebagai program dukungan AP II untuk event Annual Meeting IMF - World Bank yang akan diselengarakan di Nusa Dua Bali pada bulan Oktober 2018.
Lebih lanjut, Bandara Banyuwangi rencananya akan diusulkan menjadi Bandara internasional menyusul permintaan dari beberapa maskapai untuk membuka rute internasional dari dan menuju Malaysia dan Australia.
Advertisement