Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengatakan bahwa Pemerintah akan terus memperkuat Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia (world class oil company) yang dapat menjalankan fungsinya. Baik sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perpanjangan tangan Pemerintah untuk kebijakan-kebijakan yang bernilai startegis serta berdampak langsung ke masyarakat.
"Pemerintah ingin Pertamina menjadi National Oil Company kelas dunia yang dapat berdiri diatas kaki sendiri, itu visi kita," ujar Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar di Jakarta, Senin (23/7).
Untuk mendukung keungan PT Pertamina, satu-satunya BUMN yang bertugas menyediakan, mengelola dan mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM) bagi seluruh masyarakat, pemerintah telah melakukan dua gebrakan besar.
Advertisement
Pemberian 12 Blok Migas
Kontribusi Pertamina yang saat ini sekitar 23% akan ditingkatkan menjadi 39% pada tahun 2019 dilakukan dengan cara pemberian blok migas terminasi kepada Pertamina. Sejak awal meningkatkan kontribusi Pertamina dalam produksi migas nasional merupakan bagian dari roadmap membesarkan Pertamina.
"Pemerintah telah memberikan 12 blok migas terminasi kepada Pertamina, termasuk Blok Mahakam, ONWJ, Tengah, Attaka, East Kalimantan, North Sumatera Offshore, Sanga-sanga, Southeast Sumatera, Tuban dan Ogan Komering. Terakhir, Blok Jambi Merang dan Raja-Pendopo yang diserahkan Mei 2018," tambah Arcandra.
Menurut laporan Pertamina, dari 10 blok migas terminasi selain Mahakan dan ONWJ, perkiraan tambahan pendapatan Pertamina sebesar US$ 24 miliar untuk 20 tahun kedepan.
"Ini tentu bisa mengkompensasi isu keuangan Pertamina yang ramai dibicarakan belakangan ini," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Publik Kementerian ESDM Agung Pribadi (25/7).
Penambahan Subsidi Solar Hingga Rp 2.500 per liter
Bahkan untuk mengurangi beban keuangan Pertamina, Pemerintah juga telah mengusulkan untuk menambah subsidi solar.
"Pada rapat kerja dengan Komisi VII DPR-RI, ESDM bersama DPR telah menyepakati kenaikan subsidi solar tahun ini menjadi Rp 2.000 per liter. Sedangkan untuk tahun 2019 menjadi maksimum Rp 2.500 per liter," jelas Agung.
"Pemerintah pasti memperhatikan Pertamina. Tak mungkin ada pembiaran. Pemberian 12 blok migas terminasi, meningkatkan kontribusi produksi migas Pertamina dan upaya peningkatan subsidi solar merupakan sebagian upaya konkrit untuk meningkatkan kinerja Pertamina. Mendorong Pertamina menjadi perusahaan migas kelas dunia," papar Agung.
Sumbangsih Investasi Pertamina
Salah satu blok migas terminasi yang diberikan kepada Pertamina adalah blok Jambi Merang. Pada blok terminasi tahun 2019 tersebut, Pertamina memberikan komitmen investasi sebesar US$ 239 juta atau Rp 3,2 triliun. Itu adalah komitmen investasi terbesar selama ini. Pada blok tersebut, Pertamina juga memberikan bonus tandatangan sebesar US$ 17,3 juta kepada Pemerintah atau sekitar Rp 232 miliar. Itu pun merupakan yang terbesar yang pernah ada.
Sebagaimana diketahui, sejak Januari 2017 hingga Juli 2018 terdapat 25 blok migas yang menggunakan kontrak skema gross split. Kontrak yang menggantikan skema cost recovery tersebut telah memberikan total komitmen investasi sekitar US$ 1,28 miliar dan bonus tandatangan sebesar US$ 74,8 juta. Blok Jambi Merang yang dikelola Pertamina merupakan kontributor terbesar.
(*)