Liputan6.com, Gunungkidul - Berita mengenai wabah Chikungunya di Padukuhan Karangrejek, Kalurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, menunjukkan situasi yang mengkhawatirkan. Sejak pertengahan Desember 2024 hingga awal Januari 2025, lebih dari 40 warga setempat terjangkit penyakit ini.
Informasi yang berhasil dihimpun menunjukkan bahwa wabah Chikungunya telah menyebar di beberapa RT, yaitu RT 01, RT 02, RT 04, dan RT 05. Setiap rumah yang terjangkit melaporkan antara 2 hingga 3 orang mengalami gejala serupa, seperti ngilu di bagian persendian tulang.
Menurut Ketua RT 01, Bari, ada yang sembuh dalam waktu seminggu, namun ada juga yang harus menunggu hingga dua minggu. "Macem-macem pokoknya, hampir merata, giliran yang kena," ungkapnya saat kegiatan fogging di wilayah tersebut.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Sebagai langkah pencegahan, warga secara rutin menggelar kerja bakti untuk membersihkan lingkungan demi menghambat perkembangbiakan nyamuk. Selain itu, mereka juga sepakat untuk melakukan fogging (pengasapan) secara swadaya, meskipun harus merogoh kas RT hingga jutaan rupiah.
"Fogging kali ini terpaksa dilakukan lantaran wabah Chikungunya di wilayah setempat seolah luput dari perhatian pemerintah," jelas Bari.
Warga setempat merasa kecewa karena hingga saat ini, dinas terkait belum memberikan respons. "Setahu kami, petugas kesehatan belum ada yang datang ke sini. Padahal ini sudah gayeng sejak Desember 2024 sampai sekarang. Beritanya juga sudah sampai kemana-mana," tegas Pak RT.
Kekhawatiran warga semakin meningkat, karena jika wabah ini tidak mendapat perhatian dari dinas terkait, dikhawatirkan akan menimbulkan korban yang lebih banyak.
Menanggapi situasi ini, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, memberikan data terbaru mengenai penyebaran penyakit Chikungunya. "Di Paliyan, terdapat 64 kasus suspek (KSS) dengan 4 kasus positif serologi. Sementara itu, di Semanu, 13 KSS hasil pemeriksaan serologi semuanya negatif," ungkap Ismono.
Ia juga menjelaskan bahwa tim Dinas Kesehatan dan tim puskesmas sedang melakukan pengecekan lokasi untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) guna menentukan potensi penularan. "Hasil dari penyelidikan ini akan menentukan apakah perlu dilakukan fogging. Jika diperlukan, fogging akan difokuskan pada area dengan radius 100 meter dari kasus yang terkonfirmasi," tambahnya.
Ismono menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai kebersihan lingkungan dan pelayanan kesehatan sesuai regulasi. "Kami mengimbau warga untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan jika ada kasus baru agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat," tutupnya.