3.121 Tenaga Kerja Asing Bekerja di Kawasan Industri Morowali

Indonesia Morowali Industrial Park membantah jika telah terjadi serbuan tenaga kerja asing (TKA) asal China yang di kawasan industri tersebut.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Agu 2018, 19:20 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2018, 19:20 WIB
banner grafis tenaga kerja asing di Indonesia
banner grafis tenaga kerja asing di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) membantah jika telah terjadi serbuan tenaga kerja asing (TKA) asal China yang di kawasan industri tersebut.

Saat ini, tercatat ada 3.121 TKA atau sekitar 10,9 persen dari total pekerja yang bekerja di kawasan ini. Dalam video conference dengan Kantor Staf Presiden (KSP), CEO IMIP Alexander Barus menyatakan, jika tenaga kerja lokal yang bekerja di IMIP masih mendominasi dengan 25.447 orang, sedangkan jumlah TKA-nya hanya 3.121 orang.

"Jumlah tenaga kerja asingnya hanya 10,9 persen. Dan dalam 3-4 tahun mendatang kita targetkan jadi 5 persen. ‎Makanya kita bangun politeknik di sini untuk transfer knowledge. Kita masih butuh 3.000 tenaga kerja lagi," ujar dia di Jakarta, Selasa (7/8/2018).

Dia menuturkan, sebenarnya para TKA tersebut juga tidak kerasan tinggal di Morowali. Sebab, saat ini di lokasi tersebut relatif tidak ada hiburan dan jauh dari kota besar.

"Karena di sini mereka juga tidak betah. Kalau keluar kami batasi karena masalah security dan bahasa. Di sini juga tidak ada hiburan, karaoke dan mal tidak ada," kata dia.

Sementara terkait dengan gaji dan fasilitas, Alexander menyatakan tidak ada perbedaan antara tenaga kerja lokal dan TKA.

Sebagai contoh, untuk makan, keduanya mendapatkan jatah makan seharga Rp 18 ribu per porsi, hanya jenis menunya saja yang berbeda.

"Prinsip bahwa pekerja di sini treatment-nya sama. Makanan standarnya Rp 18 ribu per porsi. Untuk gaji, semua kita pakai satu table gaji. Cuma TKA ini kan Sabtu-Minggu lembur, kalau pekerja kita tidak. Karena mereka (TKA) keluarga tidak ada, hiburan tidak ada. Makanya (pendapatan) lebih besar. Tapi bedanya tidak sampai 50 persen, cuma 30 persen maksimal," ujar dia.

 

Cak Imin: Tenaga Kerja Asing Asal China Tak Menetap Lama di Indonesia

Memaknai 17 Agustus sebagai Kemerdekaan Bangsa Indonesia
Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar atau Cak Imin saat menjadi narasumber dalam dialog kebangsaan di Jakarta, Kamis (12/7). Menurut Cak Imin, kemerdekaan berarti kemerdekaan lahir dan batin bukan hanya aspek material. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan, perlahan tapi pasti, tenaga kerja asing (TKA) asal China atau Tiongkok akan keluar dari Indonesia.

Hal itu dipastikan usai Cak Imin menggelar pertemuan dengan Dubes China, Mr Xiau Qian, di rumah dinas di Jalan Widya Chandra IV, Jakarta Selatan, Jumat, 25 Mei 2018.

"Bahwa mereka terus-menerus akan mengurangi jumlah tenaga kerja Tiongkok yang ada di indonesia. Pelan dan pasti mereka akan mengurangi jumlah tenga kerja tiongkok yang ada di indonesia dan mengganti dengan tenaga kerja Indonesia," kata Cak Imin.

Cak Imin melanjutkan, dalam pembicaraan tadi juga Xiau Qian mengonfirmasi soal keberadaan tenaga kerjanya di Indonesia.

Menurut Dubes Qian, tenaga kerjanya yang ada di Indonesia hanya bekerja di awal. Dengan kata lain, hanya dibutuhkan saat transformasi teknologi dalam dunia industri.

"Mereka (TKA Tiongkok) itu jadinya hanya membutuhkan pada tahap awal investasi. Hanya awal saja, tapi setelah proses transfer akan ditarik," beber Cak Imin.

Cak Imin menuturkan, pernyataan dari Dubes China itu sekaligus juga untuk menjawab spekulasi tenaga kerja asal Tiongkok yang seolah berdiam lama di Indonesia.

Malah, kata Cak Imin, Mr Xiau Qian juga menyebut aturan soal tenaga kerjanya yang berdiam di Indonesia juga berlaku di negara lain.

"Iya di semua negara begitu. Memang kita tekankan supaya enggak terjadi salah paham dan mereka bilang bahwa memang tahap awal saja dibutuhkan tenaga kerja China," dia memungkasi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya