Bos BI: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Inflasi Terkendali

Gubernur BI Perry Warjiyo menilai, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak berdampak pada inflasi.

oleh Merdeka.com diperbarui 24 Agu 2018, 14:54 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2018, 14:54 WIB
Perry Warjiyo
Ketua Umum Pengurus Pusat lSEl periode 2018-2021 Perry Warjiyo

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak berdampak pada inflasi.

"Saya tegaskan, keyakinan kami (Tim Pengendali Inflasi Pusat/TPIP) bahwa dampak nilai tukar terhadap inflasi itu terkendali," ujar dia dalam konferensi pers di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Jumat (24/8/2018).

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juli 2018 sebesar 0,28 persen dan secara year on year tercatat sebesar 3,18 persen dengan inflasi inti sebesar 2,87 persen year on year. Inflasi inti Juli meningkat 0,41 persen secara bulanan atau month to month. 

Perry menyebut, kenaikan inflasi inti itu, bukanlah disebabkan oleh kenaikan komponen harga barang-barang yang menyebabkan pelemahan nilai tukar atau imported inflation.

"Setelah dilihat barangnya apa, lebih banyak terkait dengan biaya sekolah dan biaya sewa rumah. Itu ada kaitannya dengan nilai tukar apa enggak? Enggak ada," kata dia. 

Dia menambahkan, melihat indikator-indikator penyebab inflasi tersebut maka depresiasi rupiah dinilai tak pengaruhi inflasi.

"Kami tidak melihat adanya kenaikan inflasi inti Karena pelemahan nilai tukar," ujar dia.

Perry menuturkan, rupiah depresiasi tujuh persen masih lebih rendah dibandingkan mata uang lainnya. Pelemahan rupiah lebih rendah dari Rupee India yang sembilan persen, Rand Afrika Selatan sekitar 13,7 persen, dan Real Brasil yang 18,2 persen.

"Bahkan (Peso) Argentina dan (Lira) Turki yang terdepresiasi hingga dekati 40 persen," imbuh dia.

Sekadar informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah pada perdagangan Jumat 24 Agustus 2018. Rupiah tercatat secara fluktuatif berada pada angka 14.660 per USD, angka ini hampir sama dengan pergerakan rupiah pada hari sebelumnya di 14.620 per USD.

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

 

Sentimen Global Membaik Bakal Topang Penguatan Rupiah

Rupiah Tembus 14.600 per Dolar AS
Petugas menunjukkan uang dolar AS di gerai penukaran mata uang di Ayu Masagung, Jakarta, Senin (13/8). Pada perdagangan jadwal pekan, senin (13/08). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh posisi tertingginya Rp 14.600. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menilai nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini sudah begitu besar.

Akan tetapi, menurut Darmin Nasutionpelemahan rupiah bisa teratasi apabila kondisi ekonomi global berangsur baik.

"Tapi posisi sekarang sebetulnya adalah posisi pelemahan rupiah itu sudah agak terlalu besar. Ini kalau tidak ada hal-hal di luar terjadi ini arahnya akan mengarah sedikit menguat. Enggak banyak tapi akan menguat," kata Darmin saat ditemui di Jakarta, Rabu 22 Agustus 2018.

Oleh karena itu, kondisi eksternal perlu diwaspadai seperti pada dampak dari perekonomian global. Sebab, ke depan tekanan-tekanan dari bank sentral luar negeri tidak dapat dirediksi.

"Karena di Amerika sendiri normalisasi kebijakan moneternya masih terjadi, sampai dengan, mungkin sampai tahun depan dia masih akan belum selesai," kata dia.

"Kalau dua minggu lalu  ada Turki, minggu depan enggak tahu apa, kita bisa kena lagi, ya memang begitu," sambung Darmin.

Kendati demikian, Darmin menekankan kondisi ini jangan dianggap sebagai bencana besar. Dia menuturkan, persoalan gejolak ekonomi global memang terus terjadi dan selalu berubah-berubah.

"Artinya begini, sebenernya pergerakan ini sudah lebih besar dari yang seharusnya. Dia akan mencari posisinya kembali. Walaupun selalu bisa diinterupsi oleh situasi yang kita tidak tahu apa," ujar dia.

"Selalu ada tekanan untuk membuat rupiah melemah, tapi di pihak lain ada tekanan untuk membuat rupiah menguat, terutama yang kita buat dari dalam negeri," tambah Darmin.

Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif di perdagangan kemarin, Selasa 21 Agustus 2018. Rupiah dibuka di level Rp 14,563 per USD, menguat tipis dibanding penutupan kemarin di level Rp 14.588 per USD.

Mengutip data Bloomberg, rupiah kemudian bergerak melemah usai pembukaan hingga ke level Rp 14.570 per USD. Saat ini, rupiah masih melemah di level Rp 14.574 per USD.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya