BCA Perkirakan Penyaluran Kredit Melambat, Ini Penyebabnya

Dengan adanya peningkatan suku bunga kredit, BCA diperkirakan pertumbuhan penyaluran kredit melambat.

oleh Merdeka.com diperbarui 27 Agu 2018, 20:30 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2018, 20:30 WIB
Manfaatkan Kartu BCA Smartcash untuk Modal Usaha Anda
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menghadirkan Kartu BCA Smartcash untuk memudahkan para pedagang dan pengusaha di Indonesia berbisnis.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merespons kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan dengan turut menaikkan suku bunga deposito dan kredit.

Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim mengatakan bank sentral telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 125 basis points (bps) hingga Agustus 2018.

Sebagai respons, sejak April hingga saat ini pihaknya telah menaikkan suku bunga deposito sebesar 100 bps. Kenaikan ini diprediksi akan terus mengalami penyesuaian.

"Kami rencananya bulan depan naikin 25 bps lagi," kata Vera di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (27/8/2018).

Dia mengungkapkan kenaikan juga akan belanjut pada suku bunga kredit. Pada bulan Agustus ini BCA akan menaikkan suku bunga kredit sebesar 25 bps.

"Agustus ini kita sesuaikan hanya 25 bps across all segment," ujarnya.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertumbuhan Kredit BCA

Singapore Airlines-BCA Travel Fair 2018
Singapore Airlines-BCA Travel Fair 2018 kembali digelar di Gandaria City, 10-12 Agustus 2018 (Liputan6.com/Novi Nadya)

Dengan adanya peningkatan suku bunga kredit tersebut diperkirakan pertumbuhan kredit di segmen KPR dan kendaraan bermotor akan melambat di semester II 2018. Sebab sektor komsumtif paling sensitif terhadap kenaikan suku bunga.

"Pertumbuhan kredit akan lebih rendah pada semester kedua karena penyesuaian pada pembiayaan konsumtif seperti KPR dan roda empat." kata dia. 

Sebagai informasi, hingga Juni 2018 BCA mencatatkan portofolio kredit sebesar Rp 481 triliun. Adapun pertumbuhan tertinggi ditopang kredit korporasi yang meningkat 19,1 persen yoy menjadi Rp 191,4 triliun.

Sementara kredit komersial & UKM tercatat Rp 174,8 triliun atau naik 15,1 persen yoy.

Di sisi lain, kredit konsumer tumbuh 6 persen yoy menjadi Rp 128,2 triliun. Pertumbuhan ditopang kredit pemilikan rumah (KPR) yang naik 4 persen yoy menjadi Rp74,6 triliun dan kredit kendaraan bermotor meningkat 8,1 persen yoy menjadi Rp 41,3 triliun.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya