Masyarakat Manfaatkan Jalan Perbatasan di Kalimantan Jadi Lokasi Wisata

Kementerian PUPR garap jalan perbatasan di ruas batas Kalimantan Barat (Kalbar)-Tiong Ohang di Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang 15 km.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Sep 2018, 22:08 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2018, 22:08 WIB
(Foto: Liputan6.com/Maulandy R)
Jalan perbatasan di Kalimatan (Foto:Liputan6.com/Maulandy R)

Liputan6.com, Long Apari - Salah satu jalan paralel perbatasan di Kalimantan yang saat ini tengah dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yakni ruas batas Kalimantan Barat (Kalbar)-Tiong Ohang di Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang 15 km.

Selain membangun jalan lintas batas negara, pada ruas tersebut turut pula dibangun jalan akses atau juga yang disebut jalan sirip menuju desa Long Apari sepanjang 5 km.

PKK Batas Kalbar-Tiong Ohang Rusdi Salman mengatakan, keberadaan jalan sirip ini seakan menjadi pembaharuan yang menyenangkan bagi masyarakat setempat, sehingga kerap dimanfaatkan sebagai tempat wisata.

"Jalan sirip ini masyarakat setempat menyebutnya JB atau Jalan Baru. Masyarakat sini kalau kemarau jalan kering, ini (JB) jadi tempat tamasya. Banyak orang kumpul-kumpul di sini," ucap dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Long Apari, Jumat (7/9/2018).

Dia juga menceritakan, jalan sirip ini sebenarnya sudah mulai terbangun sejak jalur paralel perbatasan mulai dibangun oleh Kementerian PUPR pada 2015 lalu. 

Menurut pengamatan Liputan6.com, permukiman-permukiman baru turut bermunculan di sepanjang jalan baru tersebut. Warga setempat coba memanfaatkan lahan baru ini untuk membuka area perkebunan.

Terkait jalan paralel perbatasan Batas Kalbar-Tiong Ohang, pembangunannya dibagi menjadi dua paket dan dikerjakan oleh empat kontraktor lokal asal Kalimantan. Antara lain, PT Bukit Mas Asri Jaya, PT Herenanda Surya Pratama, PT Damar Putra Mandiri, dan PT Surya Jagatdita Sejahtera.

Dalam urusan pembukaan lahan, pengerjaannya pun dibantu oleh pihak Zeni TNI AD yang total berjumlah sekitar 20 orang.

 

Jalan di Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Bakal Tersentuh Aspal

Kementerian PUPR membangun jalan akses Tering-Long Bagun sepanjang sekitar 145 km yang menghubungkan Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu. (Maul/Liputan6.com)
Kementerian PUPR membangun jalan akses Tering-Long Bagun sepanjang sekitar 145 km yang menghubungkan Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu. (Maul/Liputan6.com)

Sebelumnya, selain jalan paralel lintas perbatasan di Kalimantan Timur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga akan membangun jalan akses Tering-Long Bagun sepanjang sekitar 145 km yang menghubungkan Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu.

Bila sudah selesai, maka jalan akses tersebut akan menjadi jalan aspal pertama yang berada di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur.

Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Perbatasan Kalimantan Timur Beni Firmansyah mengatakan, jalan akses Tering-Long Bagun akan menggantikan posisi Sungai Mahakam sebagai jalur transportasi utama masyarakat Mahulu.

"Pada 2017 kami sudah kerjakan 2,5 km dari arah Tering, Kutai Barat. Jadi kalau jalan ini bisa difungsikan, masyarakat dari Mahulu nanti transportasinya enggak harus menggunakan sungai. Jadi penyaluran moda transportasi baik berupa hasil bumi maupun moda bahan bakar bisa lebih mudah lagi," tuturnya di Ujoh Bilang, Kalimantan Timur, Jumat 7 September 2018.

Pembangunan Jalan Tering-Long Bagun sendiri dilakukan oleh kontraktor pelaksana PT Quds Rabbani Almunawwar dengan nilai kontrak sebesar Rp 21,3 miliar. Kucuran dana tersebut selanjutnya akan dimanfaatkan untuk pengaspalan jalan sepanjang 3 km.

"Di kabupaten Mahulu sendiri saat ini belum ada jalan aspal. Baru mau kita kerjakan sepanjang 3 km, baru pengerasan. Mahakam Ulu saat ini belum ada jalan aspal, masih beton (Rigid Pavement) dan masih full sungai," jelas Beni.

Dia juga menyatakan, kehadiran jalan akses ini ke depannya akan memotong waktu perjalanan dari Kutai Barat menuju Mahulu.

"Kalau ini nanti sudah teraspal penuh, bisa memangkas waktu yang tadinya harus 4 jam lewat sungai menjadi 2,5 jam," ungkapnya.

"(Harga) bahan bakar kayak solar mungkin lebih murah harganya, terus perekonomian masyarakat juga lebih murah. Pemukiman dan pusat ekonomi baru juga bisa muncul dengan adanya jalan ini," dia menambahkan.

Di samping Tering-Long Bagun, Kementerian PUPR juga tengah merekonstruksi satu jalan akses lagi di Kabupaten Mahulu, yakni Long Bagun-Long Pahangay sepanjang 90 km.

"Kalau dua ruas ini bisa dibangun, Insya Allah paralel perbatasan bisa berfungsi sekali," tukas Beni.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya