Kembangkan Tol Cipali, Lintas Marga Sedaya Raih Pinjaman Rp 8,88 Triliun

PT Lintas Marga Sedaya (LMS), menerima pembiayaan sindikasi sejumlah Rp 8,88 triliun untuk refinancing dan proyek bandara kertajati.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Sep 2018, 15:52 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2018, 15:52 WIB
(Foto: Dok PT Lintas Marga Sedaya)
Perjanjian fasilitas kredit sindikasi PT Lintas Marga Sedaya) (Foto: Dok PT Lintas Marga Sedaya)

Liputan6.com, Jakarta - PT Lintas Marga Sedaya (LMS), menerima pembiayaan sindikasi sejumlah Rp 8,88 triliun. Pembiayaan sindikasi ini akan digunakan untuk refinancing dan membiayai pembangunan Airport Link Tol BIJB Kertajati dari Jalan Tol Ruas Cikopo - Palimanan.

Pembiayaan sindikasi yang berjangka waktu 15 tahun ini diberikan oleh pihak perbankan dan lembaga keuangan non perbankan.

Dalam acara ini, BCA selaku sebagai Mandated Lead Arranger and Bookrunners (MLAB), Agen Fasilitas, Agen Jaminan dan Agen Penampungan, Sarana Multi Infrastruktur dan Bank Mandiri sebagai lead arranger, Bank Panin sebagai arranger, serta Indonesia Infastructure Finance, Bank BJB, Bank DKI dan Bank ICBC Indonesia sebagai partisipan. Demikian mengutip keterangan tertulis, Selasa (18/9/2018).

Presiden Direktur PT Lintas Marga Sedaya, Datuk Mohd Zulastri Mohd Amin mengharapkan dengan ada program pendanaan seperti ini dapat memberikan fleksibilitas PT Lintas Marga Sedaya selaku operator Jalan Tol Cipali.

Hal ini untuk meningkatkan pelayanannya agar selalu menjadi yang terbaik dan juga memberikan nilai tambah kepada stakeholder  atau pemangku kepentingan terkait. 

Selain itu, ada proyek pembangunan Airport Link menuju BIJB Kertajati dari Jalan Tol Ruas Cikopo – Palimanan diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat akses. 

"Sehingga dengan demikian dapat meningkatkan jumlah penumpang serta perekonomian di sekitarnya," ujar dia.  

Sementara itu, Susiana Santoso Executive Vice President Corporate Finance BCA selaku MLAB dan perwakilan para kreditur mengungkapkan, Bandara Kertajati di Majalengka yang baru diresmikan berdekatan dengan kawasan ekonomi terpadu, Karawang, Bekasi dan Purwakarta, serta ditunjang dengan infrastruktur transportasi lain.

Oleh karena itu, perbankan nasional khususnya BCA merasa perlu untuk turut serta dalam pembangunan pembangunan ruas tol yang tersambung langsung dengan Bandara Internasional Kertajati (Airport Link) ini.  

Melalui pembiayaan ini, tambah dia dan segenap kreditur lainnya berharap dapat memberikan multiplier effect secara langsung kepada masyarakat. Sekaligus turut memberikan dampak yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur yang digagas oleh pemerintah.

Penandatanganan yang dilakukan di Hotel Raffles Jakarta pada 17 September 2018, dihadiri oleh  pihak debitur PT Lintas Marga Sedayaserta perwakilan pemegang saham: UEM Group Berhad dan Astra Infra dan segenap kreditur yang terlibat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jual Tol Cipali, Surya Internusa Cetak Laba Meroket 1.786 Persen

Cek Kesiapan Cipali Hadapi Mudik Lebaran 2018
Operator Tol Cipali menyatakan siap menghadapi arus mudik Lebaran 2018. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Sebelumnya, PT Surya Internusa Semesta Tbk (SSIA) mencatatkan laba naik tajam sepanjang 2017. Hal itu didorong penjualan kepemilikan saham di tol Cikopo-Palimanan (Cipali).

Mengutip laporan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Kamis (4/4/2018), PT Surya Internusa Semesta Tbk mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 1.786,35 persen menjadi Rp 1,17 triliun pada 2017. Perseroan mencatatkan laba Rp 62,46 miliar pada 2016.

“Kenaikan laba tercatat pendapatan dari hasil penjualan investasi jangka panjang tol Cikopo-Palimanan dengan kepemilikan 20,5 persen sebesar Rp 1,64 triliun,” tulis manajemen PT Surya Internusa Semesta Tbk.

Laba naik tajam tersebut tak diikuti pendapatan. Perseroan membukukan pendapatan turun 13,76 persen menjadi Rp 3,27 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,79 triliun.

Penurunan pendapatan lantaran pendapatan dari unit properti dan konstruksi masing-masing turun 37,4 persen dan 12 persen pada 2017.

Pendapatan dari usaha properti sebagian besar diperoleh dari penjualan kawasan industri, jasa pemeliharaan, dan komersial tercatat Rp 412,5 miliar atau turun 37,4 persen secara year on year (YoY).

Sedangkan dari unit konstruksi turun 12,6 persen menjadi Rp 2,16 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,47 triliun.

Beban langsung perseroan turun 11,64 persen menjadi Rp 2,41 triliun pada 2017. Hal itu mendorong laba bruto merosot 19,17 persen menjadi Rp 863,93 miliar.

Perseoran mencatatkan pendapatan lainnya naik menjadi Rp 1,82 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 48,02 miliar. Selain itu, laba entitas ventura bersama naik menjadi Rp 19,01 miliar pada 2017 dari periode 2016 sebesar Rp 3,14 miliar.

Dengan melihat kondisi itu, laba per saham dasar dan dilusi naik menjadi 252,39 pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya 13,38.

PT Surya Internusa Semesta Tbk mencatatkan total aset menjadi Rp 8,85 triliun pada 2017 dari periode 2016 sebesar Rp 7,19 triliun. Liabilitas perseroan naik tipis 0,4 persen menjadi Rp 4,37 triliun pada 2017. Perseroan kantongi kas Rp 1,14 triliun pada 31 Desember 2017.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya