Bank Dunia Siap Kucurkan Rp 15 Triliun untuk Pulihkan Lombok dan Palu

Pendanaan akan dipandu dengan hibah USD 5 juta untuk bantuan teknis bagi perencanaan terperinci untuk memastikan rekonstruksi akan berjalan dengan baik.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 14 Okt 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2018, 15:00 WIB
Pandangan Udara Kota Palu Usai Dilanda Gempa dan Tsunami
Pandangan udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo disusul tsunami melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)

Liputan6.com, Nusa Dua - Bank Dunia memberikan pendanaan hingga USD 1 miliar (setara Rp 15,2 triliun) bagi Indonesia untuk melengkapi upaya-upaya bantuan dan rekonstruksi di daerah-daerah yang terkena bencana seperti di Sulawesi dan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bantuan ini juga untuk memperkuat ketahanan jangka panjang.

Pendanaan akan tersedia berdasarkan permintaan dari pemerintah. Pendanaan akan dipandu dengan hibah USD 5 juta untuk bantuan teknis bagi perencanaan terperinci untuk memastikan rekonstruksi akan bertahan dengan baik dan diterapkan berbasis masyarakat.

"Upaya bantuan dari pemerintah sangat cepat, masif, dan mengesankan. Saat kita memasuki tahap rekonstruksi, kami menawarkan bantuan dana hingga USD 1 miliar yang merupakan dukungan yang komprehensif dan tersedia untuk Indonesia. Penghormatan terbaik bagi mereka yang telah kehilangan nyawa adalah membangun kembali dengan lebih baik," kata Chief Executive Officer Bank Dunia Kristalina Georgieva di Nusa Dua, Minggu (14/10/2018).

Paket bantuan Bank Dunia dapat mencakup dana transfer tunai untuk 150.000 keluarga termiskin yang terdampak bencana untuk jangka waktu antara 6 bulan hingga satu tahun.

Penguatan sistem perlindungan sosial yang ada ini dirancang untuk mendukung ekonomi dan lapangan kerja lokal selama tahap pemulihan dan untuk menghindari kerusakan jangka panjang terhadap modal manusia.

Paket bantuan USD 1 miliar yang diusulkan juga dapat mencakup program pemulihan darurat baru yang mandiri untuk membiayai pembangunan kembali fasilitas publik dan aset infrastruktur penting, seperti rumah sakit, sekolah, jembatan, jalan, jalan raya, dan infrastruktur pasokan air bersih.

Bantuan juga akan memperkuat sistem pemantauan dan peringatan dini, dan membantu membiayai rekonstruksi permukiman dan infrastruktur dan layanan di tingkat lingkungan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah mengapresiasi perhatian dan dukungan dari masyarakat internasional pada saat Indonesia membutuhkan, termasuk dari Grup Bank Dunia.

Memulihkan kehidupan dan mata pencaharian masyarakat yang terdampak bencana alam adalah prioritas utama pemerintah.

"Grup Bank Dunia memiliki keahlian yang khusus dan mendalam di bidang pengembangan instrumen keuangan canggih yang dapat mengelola risiko, dan penyangga fiskal untuk mempersiapkan guncangan. Pemerintah Indonesia ingin memperkuat ketahanan terhadap bencana alam dan kami menyambut kemitraan yang terus berlanjut ini," tambah Sri Mulyani.

Donasi Konsumsi Kopi Delegasi IMF-Bank Dunia Tembus Rp 1 Miliar

Mencicipi Kopi Rollaas dan Teh Sila di Pertemuan IMF-Bank Dunia 2018
Barista meracik kopi Kopi Rollaas milik Holding Perkebunan Nusantara (PTPN Group) di Indonesia Pavilion saat IMF-World Bank 2018, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). Kopi ini dapat dinikmati delegasi IMF-World Bank 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Penyelenggaraan Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali memasuki hari terakhir. Sepanjang acara, Bank BRI mensponsori pengumpulan donasi bagi para korban bencana di Lombok Nusa Tenggara Barat serta Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Donasi ini diselenggarakan dengan menjadikan kopi sebagai medianya. Setiap kopi yang bernilai Rp 100 ribu disajikan gratis kepada seluruh peserta pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia.

"Iya, betul, dari penyelenggaraan selama satu minggu hasilnya segitu (Rp 1.092.700.000)," kata Kepala Task Force IMF-WB Annual Meeting 2018 Peter Jacobs kepada Liputan6.com, Minggu (14/10/2018).

Perolehan total dana yang sudah terkumpul, berasal dari 10.927 gelas kopi yang dikonsumsi para peserta Pertemuan IMF-Bank Dunia.

Rangkaian Pertemuan IMF-Bank Dunia telah berlangsung selama seminggu ini. Selain membahas berbagai isu, pertemuan tahunan juga menyisipkan agenda donasi untuk korban bencana gempa bumi di Lombok, Palu dan Donggala.

Peter Jacobs mengatakan donasi ini bukan inisiatif dari Indonesia, melainkan dari para peserta itu sendiri.

"Soal Palu negara-negara ini punya concern besar. Jadi mereka juga lihat Indonesia ini negara besar, negara yang mampu meng-handle acara sebesar ini di tengah situasi yang memang sedang banyak masalah. Gempa di Lombok dan juga gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Jadi para peserta sendiri merasa juga ada keterpanggilan untuk memberikan," kata Peter.

Donasi ini disponsori salah satu bank. Adapun bentuk donasi dengan penjualan secangkir kopi. Pada setiap acara pertemuan dilakukan penjualan kopi, seharga Rp 100 ribu hingga 150 ribu per cup. Hasil penjualan ini yang kemudian didonasikan bagi korban bencana di Lombok, Palu dan Donggala.

"Namun kita juga push supaya ada orang yang memberikan ini bukan disponsori saja kita memberikan kesempatan siapa yang mau berbuat sesuatu, silahkan," pungkas Peter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya