Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi menyusun Katalog Produk Baja Ringan Konstruksi 2018 yang resmi diterbitkan pada Selasa ini.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, baja ringan kini marak digunakan untuk menggantikan kayu sebagai material pada rangka atap bangunan atau gedung. Namun, ia melanjutkan, saat ini masih saja ditemukan berbagai masalah terkait baja ringan yang berujung pada rubuh atau gagalnya struktur atap bangunan.
Advertisement
Baca Juga
"Peluncuran buku katalog ini akan sangat membantu kami dalam perencanaan pembangunan infrastruktur. Saya ucapkan selamat atas adanya buku ini," urai dia di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (16/10/2018).
Dia juga menyampaikan, material baja ringan sendiri memiliki banyak kelebihan, seperti bobotnya yang lebih ringan, anti rayap, tahan cuaca panas atau dingin lantaran memiliki nilai mual dan susut yang relatif kecil, tidak mudah terbakar, dan pemasangannya relatif lebih cepat.
"Ini merupakan hal yang sangat membantu kami, karena ke depan produk-produk baja nasional akan kita maksimumkan dalam pembangunan infrastruktur," kata Menteri Basuki.
Adapun kriteria produsen yang bisa masuk dalam Katalog Produk Baja Ringan Konstruksi 2018, antara lain, minimal memiliki sertifikat ISO 9001:2008 sebagai standar sistem manajemen, serta memiliki izin pendirian, industri, dan operasional lainnya yang valid dari pemerintah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Percepat Penggunaan Baja Ringan
Pada kesempatan yang sama, Menteri Basuki juga mengapresiasi kehadiran Masyarakat Konstruksi Baja Indonesia (Indonesia Society of Steel Construction/ISSC). Diharapkan, dari wadah ini akan memicu semakin pesatnya penggunaan konstruksi baja di Indonesia.
Menurutnya, ISSC bisa menjadi sebuah forum bersama untuk menjalin komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi di antara seluruh stakeholder konstruksi baja di Tanah Air.
"Dengan adanya masyarakat yang terdiri dari berbagai macam komponen, mulai dari produsen, aplikator, itu bisa kita maksimalkan pemanfaatan baja di Indonesia," tutur dia.
Advertisement