Produsen Lokal Buka Suara soal Kebijakan Bea Impor Baja Trump

Kebijakan pengenaan bea impor baja dan aluminium oleh Amerika Serikat berdampak kepada industri baja nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2018, 20:01 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2018, 20:01 WIB
20161215-Baja-AY1
Tumpukan baja dikumpulkan untuk di kirim melalui Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Kamis (15/12). Di Indonesia peluang pengembangan industri dan konstruksi baja nasional masih terbuka lebar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump akan menerapkan bea masuk sebesar 25 persen untuk baja impor dan 10 persen untuk aluminium. Kebijakan tersebut untuk melindungi industri baja dan aluminium dalam negerinya. 

Komisaris Utama Gunung Gahapi, Djamaluddin Tanoto, mengatakan kebijakan ini harus disikapi pengusaha baja dan aluminium lokal untuk mencari pasar baru selain AS.

"Ya kita tinggal ke luar jangan cari Amerika saja," ungkap Djamaludin di Hotel Royal Krakatau, Banten, Senin (5/3/2018).

Selain itu, pengusaha Indonesia juga harus waspada pada serbuan produk baja dan alminium asing. Sebab bukan tidak mungkin, Indonesia menjadi pasar alternatif akibat kebijakan Donald Trump.

"Yang penting kita jaga dalam negeri Indonesia. Lebih baik kita hadapi dalam negeri kita sendiri kita amankan," terang dia.

Djamaludin melanjutkan, pengusaha lokal tidak perlu khawatir dengan persaingan selama dilakukan secara sehat. Maka dari itu, dia mendorong pemerintah untuk melakukan pengawasan persaingan usaha secara baik.

"Tidak usah khawatir persaingan. Yang penting asal saingan yang sehat jangan yang under cut atau apa ya. Kita perlu lapor ke pemerintah jika saingan tidak sehat," terangnya.

Sementara terkait pelemahan dolar Amerika Serikat, Djamaludin menilai belum berpengaruh pada sektor industri. Khususnya industri di sektor baja yang masih saat ini masih terbilang kecil.

"Bahan baku kan bisa dari biji besi. Kan lokal juga ada ya (bahan baku). Kita usahakan sebisa mungkin biji besi lokal," kata Djamaludin.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Tonton Video Pilihan di Bawah Ini

Trump Berkicau di Twitter Usai Umumkan Tarif Impor Baja

Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Gaya Presiden AS Donald Trump saat memberikan pidato dalam acara National Prayer Breakfast di sebuah hotel di Washington DC (8/2). Acara tahunan ini dihadiri para pemimpin agama, politisi dan pejabat tinggi pemerintah. (AFP Photo/Mandel Ngan)

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menulis pesan di twitter usai mengumumkan rencana pengenaan tarif atas impor baja dan aluminium. Trump menilai kalau "perang dagang baik dan mudah untuk menang".

Pada Kamis waktu setempat, Trump mengatakan kalau AS akan menerapkan bea masuk sebesar 25 persen untuk baja impor dan 10 persen untuk aluminium. Langkah ini dilakukan untuk melindungi produsen AS. Akan tetapi, pejabat Gedung Putih juga akan menyampaikan rincian hal tersebut.

"Ketika sebuah negara (AS) kehilangan banyak miliaran dolar AS untuk perdagangan dengan hampir setiap negara yang melakukan bisnis dengannya, perang dagang bagus dan mudah untuk menang,"tulis Trump dalam akun twitternya, Jumat (2/3/2018).

"Misalnya, ketika kita turun US$ 100 miliar dengan negara tertentu, dan mereka menjadi "cute" jangan berdagang lagi, kita menang besar, mudah," tambah dia.

Ketakutan akan perang dagang memicu aksi jual di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street dan Asia, serta Eropa. Sentimen tersebut memukul saham produsen baja dan produsen yang memasok pasar AS.

Donald Trump percaya kalau pengenaan tarif akan melindungi AS terutama di sektor tenaga kerja. Akan tetapi, banyak ekonom mengatakan dampak kenaikan harga bagi pengguna baja dan aluminium antara lain industri otomotif dan minyak. Ini akan lebih banyak hancurkan pekerjaan ketimbang pembatasan impor.

Menteri Perdagangan Australia menuturkan, langkah-langkah itu berisiko memicu pembalasan dari negara lain. Ini menyebabkan biaya kerja.

Sedangkan China memperkirakan akan membahayakan perdagangan jika negara lain ikuti AS. Di Brussel, Komisi Eropa menyebutkan langkah tersebut sebagai intervensi terang-terangan menyangkut proteksionisme. Rencananya Komisi Eropa akan bergabung dengan negara lain untuk menantang langkah tersebut di WTO.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya