Miras Termahal di Dunia Laku Terjual Rp 8,5 Miliar

Miras langka Prancis terjual sampai Rp 8,5 miliar.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Okt 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2018, 20:00 WIB
Botol wine Romanee Conti 1945
Botol wine Romanee Conti 1945. Dok: Sotheby's

Liputan6.com, New York City - Sebotol wine asal Prancis telah memecahkan rekor sebagai minuman keras (miras) termahal yang pernah dijual sejauh ini. Wine burgundy yang dibuat pada tahun 1945 itu laku seharga USD 558 ribu atau setara Rp 8,5 miliar (USD 1 = Rp 15.288).

Dilansir dari Fox News, penjualan tersebut dilakukan perusahaan lelang Sotheby's di New York. Wine dari kebun anggur Romanée-Conti berhasil menjadi primadona di acara tersebut.

Kebun anggur Romanée-Conti dari Burgundy, Prancis, hanya memproduksi 600 botol wine burgundy. Dua di antaranya laku terjual di pelelangan tersebut.

Penjualan miras senilai USD 558 ribu tersebut mematahkan estimasi Sotheby's yang hanya USD 32 ribu (Rp 489 juta). Sementara, sebotol wine Romanée-Conti lain dari tahun yang sama laku sebesar USD 496 ribu (Rp 7,5 miliar).

Oleh pihak pelelang, wine itu disebut langka, ajaib, dan eksotis. "Dengan seakan daya kekuatan tanpa henti, sebuah wine yang berdamai dengan dirinya sendiri", tulis Sotheby's di situsnya.

Terdapat tiga lagi botol dari kebun anggur yang sama, namun berasal dari tahun 1937, laku terjual masing-masing seharga USD 310 ribu (Rp 4,7 miliar). Sekali lagi, harga itu jauh melewati perkiraan Sotheby's yang hanya USD 40 ribu (Rp 611 juta).

Sebelumnya, rekor miras termahal dipegang oleh botol Cheval-Blanc 1947 yang terjual di Jenewa seharga USD 304.375 pada 2010 lalu.

Minuman Wine Berusia 8.000 Tahun Ditemukan, Tertua di Dunia?

Wine
Ilustrasi Wine (iStockphoto)

Kendi tembikar berisi sisa wine berusia delapan ribu tahun ditemukan di Georgia. Para ilmuwan menduga, pecahan tembikar itu telah mengungkap bukti paling awal pembuatan wine yang berasal dari buah anggur.

Dilansir dari BBC, Selasa, 14 November 2017,kendi tembikar itu ditemukan di dua desa neolitik, Gadachrili Gora dan Shulaveris Gora, sekitar 50 km di selatan Tbilisi, ibu kota Georgia. Terdapat ukiran berupa "rangkaian anggur" dan "penari pria" di beberapa bagian kendi.

Penemuan ini selanjutnya dipublikasikan pada jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). "Kami percaya ini adalah bukti tertua dari domestikasi anggur Eurasia yang banyak tumbuh liar, untuk selanjutnya diproduksi menjadi minuman," tukas co-author Stephen Batiuk, seorang peneliti senior dari University of Toronto.

"Seperti yang kita ketahui, anggur merupakan bagian dari pusat peradaban orang barat. Anggur dapat diolah menjadi obat, minyak pelumas, zat 'penenang', dan komoditas lainnya yang bernilai tinggi.

Oleh karena itu, anggur dapat dijadikan sebagai alat untuk sesi pemujaan, pengobatan, masakan, hingga ekonomi oleh masyarakat kuno di Timur dekat sana," tambahnya.

Metode Pembuatan Wine Kuat

Wine
Ilustrasi Wine (iStockphoto)

Sebanyak delapan kendi yang ditemukan lalu dicek tanda-tanda kimiawinya. Kendi tertua disinyalir berasal dari tahun 5.980 SM.

David Lordkipanidze selaku Direktur Museum Nasional Georgia yang juga turut berpartisipasi dalam penelitian mengatakan, kendi tua itu mirip dengan qvevri, wadah pembuatan wine yang masih digunakan hingga hari ini.

Batiuk juga membuka kemungkinan, pembuatan wine zaman dahulu mirip dengan pembuatan wine menggunakan qvevri. Pembuatannya dilakukan dengan menghancurkan buah anggur, kemudian campuran daging, batang, dan bijinya difermentasikan bersama.

Sebelumnya, penemuan wine tertua di Pegunungan Zagros, Iran, diduga berasal dari masa 5.400-5.000 SM. Pada 2011, sebotol wine dan tabung fermentasi berusia 6.000 tahun ditemukan di Armenia.

Wine non-anggur tertua dipercaya ditemukan di China. Minuman beralkohol yang dibuat dari campuran beras-madu-buah itu diprediksi diciptakan pada 7.000 SM.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya