Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) siap mengganti bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), dari Solar menjadi Biodiesel yang berbahan baku minyak sawit.
Direktur Bisnis Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan, PLN siap menggunakan minyak sawit sebagai bahan bakar PLTD.
Namun untuk menerapkannya akan terlebih dulu dilakukan penggantian mesin. "Mesin baru saja lah. Kami siap dengan CPO (Crude Palm Oil)," kata Djoko, di Jakarta Jumat (19/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Djoko, penggantian bahan bakar PLTD dari solar menjadi minyak sawit murni akan dilakukan pada 2019.
Saat ini realisasi penggunaan 20 persen biodiesel dengan solar (B20) sebanyak 142.246 kilo liter (KL). "Itu kalau CPO murni. Itu nanti 2019 nanti. Roadmap," tutur dia.
Saat ini PLN masih kesulitan mendapatkan pasokan solar yang telah tercampur 20 persen biodiesel, untuk digunakan PLTD yang mayoritas terdapat di Indonesia Timur.
"Sebetulnya gini, bukan di kita, tapi penyedia B20-nya loh," tandas dia.
Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendorong penggantian bahan bakar PLTD dari Solar menjadi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).
Dia mengaku telah menginstruksikan PLN selaku operator kelistrikan di Indonesia, untuk mengganti bahan bakar PLTD dengan total kapasitas 1.800 Mega Watt (MW), dari Solar menjadi minyak kelapa sawit.
"Kami telah menginstruksikan PLN untuk mengubah setidaknya 1.800 MW mesin diesel menjadi 100 persen CPO," tutur Jonan, saat membuka forum bisnis Indonesia Finlandia, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Jonan pun menginginkan, penggantian bahan bakar fosil menjadi bahan bakar nabati pada pembangkit listrik tersebut, dapat diterapkan tahun ini.
"Kami harap bisa dilakukan tahun ini. This is real," ujarnya.
Sebagian Pembangkit Listrik PLN Telah Gunakan B20
Direktur Bisnis Regional Jawa bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN, Djoko Abu Manan menyatakan realisasi penggunaan B20 untuk Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) milik PLN hingga per 13 Oktober 2018 baru mencapai 47 persen atau sebanyak 142.246 kilo liter (KL).
Angka tersebut masih rendah dari target PLN hingga akhir 2018 yang diperkirakan bakal mencapai 304.773 KL. Meski demikian, Djoko optimistis hingga akhir tahun realisasi atau pelaksanaan B20 pada PLTD bisa mencapai 100 persen.
"Tapi kami yakin bisa sesuai target ya kita. Artinya kemungkijan sampai Desember 2018 bisa tercapailah. Kan tinggal penyediaanya saja," kata Djoko saat ditemui di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (18/10/2018).
Djoko mengungkapkan, pelaksanaan B20 ini juga masih mengalami kendala khususnya di bagian penyalurannya. Sehingga secara dampak juga akan berpengaruh di sejumlah wilayah. "Timur sih (paling banyak kendala). Transportasi kan di sana masalahnya,” paparnya.
Berdasarkan data PLN penggunaan B20 di Maluku dan Papua hanya 13 persen dari target. Semestinya hingga 13 Oktober 2018, PLTD di Maluku dan Papua ralisasi B20 sebanyak 49.198 KL.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement