Bangun Infrastruktur Listrik, PLN Rogoh USD 60 Miliar

PLN telah berinvestasi sebesar USD 60 miliar sampai kuartal III 2018.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Okt 2018, 20:41 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2018, 20:41 WIB
Perbaikan Listrik Pasca Gempa dan Tsunami Palu
Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/10). PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan kondisi listrik di Kota Palu semakin membaik pasca gempa dan tsunami. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) telah berinvestasi sebesar USD 60 miliar sampai kuartal III 2018. Dana tersebut digunaan untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan di berbagai wilayah di Indonesia.

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, investasi PLN tahun ini mencapai USD 80 miliar sampai USD 90 miliar, besar‎an angka investasi tersebut dibutuhkan setiap tahun sampai 2021.

"Dibandingkan tahun lalu sama saja. Stabil sampai 2021‎," kata Sarwono, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Menurut Sarwono, realisasi investasi PLN sampai kuartal III 2018 mencapai USD‎ 60 miliar, uang tersebut digelontorkan untuk membangun infrastruktur kelistrikan, agar kebutuhan listrik dapat dipenuhi.‎

"Investasi sekitar USD 60 miliar.  Pokoknya Anda butuh, kami sediakan listrik," tuturnya.

Beban kurs

Sementara terkait dengan pelemahan rupiah, PLN memperkirakan gagal mengantongi laba bersih sampai akhir tahun ini akibat beban kurs yang semakin berat.

Sarwono mengatakan, melemahnya rupiah yang sempat menyentuh level Rp 1‎5.200 per USD, membuat laba bersih PLN semakin tergerus. Sebab beban usaha menggunakan dolar AS sedangkan pendapatannya dalam rupiah.

"Nilai kurs Rp 15.200 per USD ikut naik (beban usaha). Tapi kalau berubah lagi, ya pembukuan turun lagi, jadi ini soal pembukuan saja," ‎ kata Sarwono di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/10/2018).

Menurut Sarwono, PLN hanya akan mencatat laba di sisi operasional, sedangkan pada sisi lain perusahaan listrik pelat merah tersebut mengalami kerugian.

"Jadi semuanya ini soal rugi, lihat neracanya. Rugi operasi atau rugi kurs. Kita yang penting untung," tutur Sarwono.

Namun ketika ditanyakan angka kerugian dan untung operasional yang ditanggung PLN, Sarwono belum bisa menyebutkan, sebab angkanya akan terus mengalami perubahan.

"Aku bukan ahli nujum. Ini angka berubah terus. Operasionalnya doakan untung. Tarif bagus tapi kita untung (operasional)," ujarnya.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya