Liputan6.com, Jakarta - Usai insiden jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus melakukan pertemuan intensif dengan Lion Air dan produsen pesawat Boeing.
"Kita sudah lakukan pertemuan dengan Boeing manufaktur pesawat ini, dan tentunya ada beberapa hal yang menjadi catatan nanti kita informasikan, sekarang masih belum tuntas, apa saja nanti kita simpulkan," kata Direktur Operasional Lion Air, Capt Daniel Putut, saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Minggu (4/11/2018).
Advertisement
Baca Juga
Daniel mengatakan, pertemuan secara insentif ini juga berkaitan dengan hubungan bisnis antara Lion Air dan Boeing ke depan. Sebab, Lion Air berencana menambah pesawat Boeing 737 max 8 sebanyak 50 hingga 2027.
Hingga kini deketahui, baru ada 11 pesawat Boeing 737 diantaranya satu dioprasikan Garuda Indonesia, dan 10 sisanya merupakan milik Lion Air.
"Kami dengan Boeing akan membicarakan hal itu, makanya nanti kita simpulkan dulu," kata Daniel.
Sementara itu, saat ditanya mengenai penjadwalan ulang mengenai rencana penambahan pesawat tersebut dirinya masih menunggu keputusan dari Kemenhub. Sebab, Kemenhub sendiri masih menyelesaikan proses audit atas insiden kecelakaan pesawat tersebut.
"Kalau kita diminta reschedule ya kami akan lakukan," kata dia.
Reporter : Dwi Aditya Putra   Â
Sumber: Merdeka.com
Jika Ada Masalah, Kemenhub Bakal Setop Operasi Boeing 737 Max 8
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tak menutup kemungkinan untuk memberhentikan pengoperasian pesawat udara jenis Boeing 737 Max 8.
Pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 merupakan buatan Boeing dengan produk Boeing 737 max 8. Pesawan Lion Air itu yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin 29 Oktober 2018.
Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub, Avirianti, menyatakan pihaknya hingga hari ini terus memantau seluruh maskapai yang beroperasi, khususnya untuk maskapai yang pakai pesawat Boeing 737 Max 8.
"Kita tetap monitor day by day untuk pesawat yang sedang beroperasi. Kalau kita lihat ada permasalahan signifikan, kita akan grounded bila mana memungkinkan," tegas dia di Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Pramintohadi Sukarno menyampaikan, terdapat 11 pesawat jenis Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan oleh pihak maskapai penerbangan lokal. Dari jumlah tersebut, 10 di antaranya dioperasikan Lion Air, sedangkan satu sisa menjadi milik Garuda Indonesia.
Sampai saat ini, terdapat 6 pesawat milik Lion Air yang telah diujicobakan. Hasilnya, seluruh pesawat tersebut dinilai layak beroperasi meski ada satu unit yang sempat memiliki masalah.
"Dalam pemeriksaan, ada satu pesawat yang memiliki temuan, namun berkategori minor. Itu sudah diselesaikan dalam kondisi baik," ujar dia.
Advertisement