Pengamat Pastikan Penerbangan Murah dan Layanan Penuh Berstandar Keselamatan Sama

Biaya tiket yang murah bukan menjadi salah satu faktor kurangnya keselamatan penerbangan.

oleh Merdeka.com diperbarui 07 Nov 2018, 21:10 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2018, 21:10 WIB
Ilustrasi tiket pesawat
Ilustrasi tiket pesawat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Penerbangan Alvin Lie menyebut faktor keselamatan merupakan syarat terpenting yang harus dipenuhi setiap maskapai penerbangan. Tidak ada perbedaan dalam penerapan standar keselamatan antara maskapai penerbangan murah (low cost carrier/LCC) dengan maskapai full service alias premium.

"Dalam penerbangan itu, keselamatan adalah prioritas terpenting, tertinggi, dan satu-satunya. Safety tidak dapat ditoleransi, mulai rancang pesawat, aspek safety selalu jadi prioritas," kata dia, di Jakarta, Rabu (7/11/2018).

"Untuk mendapatkan izin maskapai penerbangan, mau LCC atau full service, semua syaratnya sama, termasuk kelaikan pesawatnya, tim teknis, perawatan semua sama," lanjut Alvin.

Biaya tiket yang murah bukan menjadi salah satu faktor kurangnya keselamatan penerbangan. Dia menjelaskan murah atau mahalnya tiket itu merupakan pembeda dalam pelayanan di maskapai tersebut.

"Maskapai besar (premium) juga punya LCC. Ini hanya strategi bisnis, tapi mengenai kedisiplinan pemeliharaan pesawat semua sama, karena strategi bisnis ini untuk mengeksplorasi peluang-peluang bisnis yang ada," jelasnya.

"Yang menyebabkan mahal ini kan makanan, fasilitas di bandara, Tapi biaya perawatan (pesawat) tidak bisa ditawar," imbuhnya.

Dia mengatakan, yang menjadi tantangan, terutama bagi maskapai LCC adalah meyakinkan masyarakat bahwa aspek keselamatan tetap dijaga meski biaya penerbangan murah. "Menjadi tantangan bagi seluruh maskapai penerbangan Low Cost Carrier (LCC) untuk meluruskan persepsi publik Bahwa LCC walaupun berbiaya murah mereka juga harus memenuhi persyaratan yang sama dengan yang premium," tandasnya.

Di sisi lain dia mengatakan bahwa keselamatan penerbangan adalah tanggung jawab semua pihak, baik itu maskapai, pemerintah, maupun pengguna jasa alias penumpang. "Kita harus fair melihat. Penumpang pun berkewajiban menjaga keselamatan dalam penerbangan."

 

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

Tingkat Risiko Tinggi

Ilustrasi tiket pesawat
Ilustrasi tiket pesawat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Dia mengatakan penerbangan merupakan dunia dengan tingkat risiko sangat tinggi. Kelalaian kecil dapat mendatangkan bahaya. "Safety ini tidak bisa harus pengawasan dari regulator. Safety itu berangkat dari diri kita sendiri. Semua yang terkait dalam penerbangan tidak cuma regulator," ujar dia.

"Jangan penumpang misalnya dilarang menggunakan power bank. Di dalam pesawat gunakan power. Power Bank meledak nanti yang disalahkan airline-nya. Mengenai handphone juga," kata dia.

Karena itu, diharapkan semua pihak yang terlibat dalam sebuah penerbangan, termasuk penumpang betul-betul taat terhadap aturan penerbangan dan tidak melakukan tindakan yang dapat membahayakan pihak lain.

"Ada kejadian penumpang salah satu airline di Padang. Katanya tidak sengaja nyenggol handle emergency exit. Yang jelas ini tidak mungkin. Yang namanya handle selalu tertanam dan tidak mungkin tersenggol terbuka. Untuk buka perlu kesengajaan dan kekuatan. Jangan setelah kejadian seperti ini semua penumpang diturunkan. Ini airline-nya disalahkan," tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya