3 Operator SPBU Turunkan Harga BBM Nonsubsidi

Para badan usaha berkomitmen menurunkan harga BBM nonsubsidi dengan periode dari awal Desember sampai akhir Desember 2018.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Des 2018, 15:14 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 15:14 WIB
SPBU VIVO
Angkutan umum antri melakukan pengisian BBM di SPBU Vivo di kawasan Cilangkap, Jakarta, Kamis (26/10). SPBU tersebut akan menyalurkan BBM bensin Research Octane Number (RON) 89, 90, dan 92 dengan merk Revvo. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Sejumah badan usaha diketahui telah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi. Keputusan tersebut merupakan aksi korporasi mengikuti perkembangan harga minyak dunia.

Direktur Jender‎al Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengaku telah memanggil seluruh badan usaha penjual BBM pada pekan lalu. Pemanggilan terkait penyesuaian harga BBM nonsubsidi dengan kondisi harga minyak dunia yang turun.

Dalam pemanggilan tersebut, para badan usaha berkomitmen menurunkan harga BBM nonsubsidi dengan periode dari awal Desember sampai akhir Desember 2018.

Adapun di awal Desember ini, sudah ada beberapa badan usaha yang menjalankan komitmen menurunkan harga BBM, yaitu Vivo, ‎Garuda Mas, dan AKR Coorporindo.

"Sudah ada yang menurunkan harga. Yang sudah Vivo, AKR dan Garuda Mas," kata Djoko, di Jakarta, Selasa (4/12/2018).

Menurut Djoko, penurunan harga BBM yang dijual tiga badan usaha tersebut berkisar antara Rp 25 samai Rp 1.000 per liter. Penurunan harga menyesuaikan syarat pemerintah dengan perhitungan margin tidak boleh lebih dari 10 persen.

Saat tiga badan usaha swasta menur‎unkan harga BBM non subsidi, PT Pertamina (Persero) masih mempertahankan harga.

Adapun perusahaan yang belum menurunkan harga karena harus menunggu stok BBM yang dibeli ketika harga tinggi habis. Sedangkan Pertamina masih menunggu evaluasi besaran penurunan harga.

"Dari 25 sampai 1.000 , tunggu stok yang lain habis, Pertamina masih evaluasi,"‎ tandasnya.

Pertamina Belum Berencana Turunkan Harga BBM Nonsubsidi

Harga Pertamax Naik
Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertamina Dex mulai dari Rp500 hingga Rp900 per liter mulai 1 Juli 2018. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Pertamina (Persero) belum berencana menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi. Padahal pemerintah telah memanggil Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut untuk menyesuaikan harga BBM nonsubsidi dengan kondisi harga minyak dunia.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina belum menurunkan harga BBM nonsubsidi meski ada beberapa badan usaha lainnya yang telah menurunkan harga.

‎"Nanti saja (menurunkan harga)," kata Nicke, di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (3/12/2018).

Pertamina akan mengambil keputusan penurunan harga di saat yang tepat. Keputusan tersebut merupakan aksi koorporasi karena BBM nonsubsidi. Dia pun tidak ingin cepat mengambil keputusan.

"Ya enggak apa-apa nanti saja, itu business decission. Kami akan mengambil keputusan di saat yang tepat," tuturnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memanggil badan usaha penjual Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk membahas penurunan harga menyesuaikan dengan kondisi harga minyak dunia.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, ‎Kementerian ESDM telah mendapat komitmen penurunan harga BBM non subsidi, setelah memanggil badan usaha penjual BBM non subsidi yaitu PT Pertamina (Persero), AKR Corporindo, Shell Indonesia, Total Oil Indonesia, Vivo dan Garuda Mas.

Namun, penurunan harga tidak bisa langsung dilakukan, karena menunggu stok minyak yang dibeli sebelum harga turun. Dia pun belum bisa menyebutkan jadwal penurunan harganya.

"Saya sudah memanggil Pertamina, AKR, Shell, Total, Vivo, Garuda Mas. Kalau kapan tanya mereka masing-masing," tuturnya.

Menurut Djoko, pemerintah telah mengatur besaran keuntungan penjualan BBM non subsidi, yaitu maksimal 10 persen. Saat ini pihaknya sedang menunggu surat penetapan bes‎aran penurunan harga.

"Kalau ada kenaikan tidak boleh 10 persen, sekarang harga minyak turun, entah berapa mereka sedang hitung," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya